"You idiots ,indeed!"
STK 2020
Selamat Membaca
****
Darel tengah berkutat dengan setumpuk CD games terbaru di kamarnya. Hari ini ia berencana menjadi anak baik yang tak keluar disaat malam minggu tiba.
Biasanya ia berada di bengkel milik seniornya selama berjam-jam mengutak-atik sepeda motor milik yang lain. Darel masuk ke dalam grup Chat yang dibuat oleh si berisik Bryan.
Ponsel Darel terus berbunyi menandakan grup itu sedang ramai mencarinya. Padahal ia sudah bilang bahwa ia takkan ikut meluncur khusus untuk malam ini.
Ting!
Pesan itu kembali masuk seakan sedang berlomba-lomba. Padahal isinya hanya ia dengan kedua teman baiknya. Mengapa mereka tidak melakukan chat pribadi saja daripada menyeret Darel ke dalam grup obrolan tidak penting ini?
Ia membanting stik yang digenggamnya sejak setengah jam yang lalu karena ponselnya tak berhenti bersuara,
Ia mengambilnya ponselnya sejenak lalu mengetikan suatu pesan singkat di grup Treksa Squad.
Darel : Berisik!
Setelahnya ia mengubah setelan senyap untuk ponselnya danmenaruh kembali di atas meja belajar.
Terhitung sudah satu jam ia bermain game tanpa suara. Dasar kulkas, ekspresi senang saja ia tak punya. Biasanya jika para lelaki bermain game, mereka pasti akan berseru begitu hebohnya. Namun, hal tersebut tak berlaku untuk Darel. Ia bermain seperti robot yang tak memiliki perasaan.
Posisi duduk bersandar, tangan yang sibuk mengenggam stik, kedua bola mata yang tak berhenti bergerak dan juga wajah datar yang bertahan satu jam lamanya menatap monitor.
Seseorang masuk ke kamar Darel. Ia yang sensitif dan sangat tahu itu siapa hanya bisa menghela napas pelan. Orang itu berbaring di ranjang Darel tanpa permisi.
Tanpa mengalihkan pandangannya, Darel mulai membuka suara.
"Mau ngapain lo ke sini?"
Orang itu menoleh ke arah Darel dengan raut terkejut. Tidak, ia hanya berpura-pura terkejut.
"Gua kira kamar ini kosong. Abis sunyi senyap," jawab orang itu terkekeh pelan.
"Kalo lo dateng cuma mau ganggu gue, lebih baik lo balik ke rumah lo!" tukas Darel dengan nada seperti biasanya. Rendah dan penuh ancaman.
Seketika bantal itu mendarat sempurna di atas kepala Darel.
"ALDI!" pekik Darel refleks menoleh ke belakang. Baru saja kepalanya dihantam oleh salah satu bantal di atas ranjangnya.
Pria itu yang ternyata Aldi tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi adik laki-lakinya itu. Ia senang mengganggu manusia es yang satu ini. Meskipun mereka pada dasarnya sama, setidaknya Aldi sedikit memiliki ekspresi daripada Darel.
"Perbaiki dulu sikap lo sama gue," balas Aldi dengan santai. Ia duduk bersandar sembari bersila di atas kasur Darel.
"Tumben lo mendekam di rumah? Sampe terkejut gue pas masuk denger lo ada di rumah," celotehnya memandang Darel yang sudah kembali pada habitatnya satu jam yang lalu.
Darel menatap jengkel kakak sepupunya itu. Satu-satunya orang yang akan sama kerasnya dengan Darel, ya pria bodoh ini. Bahkan ia hampir tak pernah menang jika berdebat dengan Aldi. Pria yang mengerikan. Mulutnya memang satu, tetapi memiliki stok bisa yang mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...