Sempat terlalu bahagia, hingga ku lupa semuanya hanyalah titipan semata
Happy Reading
***
Seseorang mulai menyelinap ke ruang ganti panitia di saat semua orang disibukkan dengan persiapan darurat untuk acara puncak nanti malam. Gadis itu menyeringai tipis seolah ia tidak memiliki rasa takut sedikit pun untuk masuk ke dalam ruangan yang jelas tidak sembarang orang bisa memasukinya.
Ia mendengar bahwa Aidan akan datang kembali nanti malam untuk menginap. Setelah menyelesaikan materi pertama, pria itu meninggalkan acara untuk menghadiri kepentingan lain yang ia miliki.
Obsesi terhadap Aidan yang membuat ia kembali datang setelah pengusiran yang ia alami beberapa minggu yang lalu. Sekolah favorit yang selalu ia damba sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Treksa. Mereka membuang Delima tanpa memikirkan perasaan yang ia miliki terhadap sekolah tersebut.
Ia begitu bersemangat saat mengetahui jika ia memiliki kesempatan untuk melihat dan memandangi langit malam bersama Aidan. Bukankah itu kesempatan yang sangat bagus?
Ia melihat seorang anggota OSIS memasuki ruangan yang sama dengannya. Delima memundurkan langkahnya, bersembunyi di balik pintu ruang ganti lain. Dari pandangan Delima, gadis itu tengah panik lalu menghubungi seseorang di tempat lain.
Ia juga sempat melirik ke atas langit-langit dimana terdapat dua CCTV di sudut yang berlawanan. Bisa memantau orang yang keluar dan masuk tanpa terkecuali.
"Gue pastiin kalo cewek sialan itu bakal kapok karena udah cari masalah sama kita," kata gadis itu membuat Delima mengembangkan senyumnya.
Ia menguping lebih jauh percakapan antara anggota OSIS itu dengan temannya. Terdengar seperti rencana ... pemberontakan yang seru?
Setelah anggota OSIS itu meninggalkan ruangan. Delima berjalan kembali ke tengah, tempat semula ia berdiri tadi. Tangannya terangkat ke atas seraya menurunkan tudung hoddie yang semula menyembunyikan wajahnya lalu ia berbalik menghadap CCTV.
Delima tersenyum dan melambaikan tangan pada sudut yang berbeda. Ia terlihat begitu senang hari ini. Nanti malam, ia akan bertemu dengan cahaya hidupnya, Aidan Mahardika.
***
Semua kegiatan berlangsung dengan lancar sejauh ini. Tertib dan aman. Berkat perfeksionis kepemimpinan Raka, tak ada panitia yang miss dalam tugasnya. Benar-benar hebat.
Para senior terus melayangkan pujian atas keberhasilan Raka dan anggotanya dalam melangsungkan kegiatan dasar untuk berlanjut dalam menjalankan sumpah mereka sebagai anggota OSIS.
Satu hal yang mengganjal dalam kepala Raka, mengenai sabotase yang tak kunjung ia temukan pelakunya. Ia bangkit dari ruang OSIS dan ikut memutar mencari tahu siapa dalang yang telah berani mengganggu acara pentingnya.
Kedatangan Raka di sekitar peserta sukses menjadi vitamin tersendiri bagi para pemujanya di sana. Padahal, pria itu hanya berdiri dan bersedekap, mengawasi mereka yang tengah berkumpul di tengah lapangan untuk bergabung dalam jurit malam.
"Raka itu ya, cuma diem aja gantengnya kelewatan," bisik salah satu anggota OSIS merangkap sebagai mentor peserta yang tak henti memandangi ketuanya yang tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Ficção Adolescente(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...