***
Setiap bulan, Treksa mengadakan senam bersama per-angkatannya guna meningkatkan imunitas para murid dan keakraban antar kelas.
Hari ini, kebetulan kelas sebelas yang terjadwal untuk mengikuti senam yang dipimpin langsung oleh Pak Andri, guru olahraga paling disukai kaum hawa. Beliau terkenal akan senyumannya yang menawan sehingga mampu memikat siapapun yang melihatnya. Terkecuali barisan murid perempuan yang terkenal akan kecuekannya terhadap hal berbau pria. Sebut saja mereka, Citra, Zahra, Shafa dan juga Indri.
Indri terkenal akan kebucinannya terhadap para pemeran pria di novel miliknya. Maka dari itu, ia tidak tertarik dengan pria di dunia nyata. Berkebalikan dengan sahabatnya, Savina. Gadis itu selalu menunjukan ekspresi lucu saat melihat pria tampan.
Mereka bergerak sesuai ritme musik yang diputar di lapangan terbuka. Selaras dan terlihat rapi dari depan dan hancur dari belakang karena ada berbagai macam murid pembangkang yang memilih untuk meramaikan suasana serius daripada mengikuti arahan dari depan.
Di antara kerumunan anak-anak baik dan penurut, pastilah terselip mereka yang memiliki hobi menebarkan ranjau di tengah perkumpulan. Salah tiga dari mereka adalah Bryan, Aldo serta Mario.
"Jangan dorong-dorongan dong," keluh siswa perempuan yang merasa terusik dengan gerakan sembrono murid laki-laki.
"Brew, si Agus malah goyang dombret," seru Aldo membuat sekitarnya tertawa dan melihat ke arah Agus yang berdiri di antara barisan belakang.
"Gue bisa nih goyang patah-patah," timpal Bryan tidak tahu malu memperagakan goyangannya. Padahal beberapa siswi menatap ke arah mereka karena mereka termasuk ke dalam sekumpulan orang ganteng yang hilang kewarasannya.
Darel tertawa begitu keras melihat sahabatnya lalu ikut bersuara. "Bego, noh lu liat si Andrean malah mepet Sisca. Gebetan lu, Do, "ujarnya melihat teman kalem mereka dekat-dekat dengan wanita yang sedang berada dalam tahapan PDKT dengan Aldo.
"Anjir! Gak terima gue, Ndre! Lo bisa-bisanya nikung secara terang-terangan."
Mario menyenggol lengan Andrean yang segera melambaikan tangannya pertanda menyerah kepada Aldo. "Kalo masih bisa nikung ya gue tikung, Bro!"
"Anjir, ini ajang pencarian jodoh juga!?" Bryan menatap tak percaya terhadap Andrean. "Jodoh gue ada di rumah lu, Rel."
Sontak Darel menatap tajam ke arah Bryan karena menyinggung adik kesayangannya. "Jangan macem-macem!"
"Berisik lo pada!" sentak Citra yang memang berada di sekitar para lelaki bandel itu.
"Aw, ada yang marah tapi bukan Bu RT," Ledek Bryan melihat kemarahan Citra teman sekelas Bryan yang terkenal akan kepedasan mulutnya saat berbicara.
"Udahlah Cit, lo gak usah dengerin si Bryan. Mending joged sama kita," ucap Aldo menambah ketegangan di antara mereka.
"Hidup itu sudah sulit jadi jangan dipersulit," tambah Mario. "Apalagi kerjaan lo tiap hari cuma marah-marah aja, Cit."
Tentu saja Citra yang menjadi bahan perbincangan tidak mau kalah dan memelototi para pria yang berani menganggunya.
"Ulangi, lo pada ngomong apaan, Hah?"
Bryan berlari dan bersembunyi ke belakang Aileen membuat Darel menarik kerah pria itu dan mendorongnya kembali ke tempat semula.
"Dasar oon. Lari dari hyena, masuk kandang singa!" seru Aldo disertai tawanya yang terdengar begitu renyah sampai mengundang perhatian sang pemandu di barisan depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...