"Hal yang paling membosankan dalam hidup adalah menunggu."
Menunggu kepastian dari kamu!
***
Darel baru saja memasukkan mobilnya ke garasi. Hari ini ia menggunakan mobil ke sekolah karena harus menemani Aileen ke klinik setelah pelajaran berakhir.
Setelah resmi menjalin hubungan kasih, bukan berarti mereka akan menempel seperti perangko seperti kebanyakan pasangan lain. Mereka hanya sering bertemu di sekolah karena Aileen masih memiliki Aidan untuk berangkat dan pulang bersamaan dari Treksa.
Seragam kebanggaan Treksa itu mencuat keluar dari celana yang diikat erat oleh sabuk berlogo Treksa.
Pada dasarnya, Darel memang tidak pernah memasukkan seragamnya agar terlihat rapi. Ia berpenampilan sesuai dengan kenyamanan dirinya sendiri. Hal yang membuat pusing anggota OSIS kerap kali mereka berpapasan dengan salah satu biang onar bernama Darel Basupati.
Raut wajahnya terlihat sangat kusut karena kelelahan. Padahal hari ini ia tidak melakukan sesuatu yang berat. Ia menggeret tas sekolahnya sampai ke dalam rumah setelah sebelumnya menutup pintu mobil dengan sangat keras.
Ia tidak memiliki rencana lain setelah masuk rumah. Darel hanya ingin segera merebahkan dirinya lalu tidur. Ia lewati satu persatu anak tangga untuk mencapai kamarnya di lantai dua. Hidup mandiri tidak membuat Darel repot mendengar omelan anggota keluarga lain yang menunggu kepulangan Darel ke rumah. Ia merasa hidupnya sangat tentram.
Iamenaiki tangga dengan sempoyongan. Badannya benar-benar merasa lelah. Jika diingat kembali, tadi siang ia sempat bergabung dengan tim Mahar untuk bertanding menggantikan salah satu anggota basket Treksa yang cedera. Ia bukan anggota tim basket tetapi ia diseret masuk dengan mudahnya karena satu orang yang paling menyebalkan dalam hidup Darel.
REYNALDI!
Aldi adalah dalang terseretnya Darel untuk mengikuti pertandingan secara mendadak. Tanpa persiapan apapun, latihan atau bahkan pengarahan. Yang ia sadari, ia mengenakan seragam tim lalu berlaga di lapangan.
Belum lagi, Ketua OSIS Treksa, sang tuan muda Narendra menambah kesaksian akan kehebatan Darel dalam bermain basket. Sungguh, mengapa kedua setan itu selalu menghantui dirinya?! Setan masa lalu.
Meski ia cukup bisa membanggakan diri di depan Aileen karena berhasil membawa kemenangan mutlak untuk Treksa. Ia disebut sebagai salah satu calon MVP tim selain kapten basket Treksa, Mahar. Jika saja Darel mau sedikit serius dan mendalami ekskul basket.
Darel tiba di kamarnya. Ia membuka pintu dengan pelan karena hanya tersisa sedikit tenaga dalam otot tangannya. Darel butuh makan dan tidur.
Klek!
Darel menyalakan lampu begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar.
Ia membeku di tempat, tidak berniat melanjutkan langkahnya ke ranjang. Matanya terbuka lebar, mulutnya sedikit menganga setelah ia mendapati kamarnya telah berubah total.
Ia terkejut bukan main. Kepalanya tidak berhenti bergerak menelusuri sekeliling kamar minimalis Darel.
Warna kelam yang selama ini menemani Darel telah lenyap digantikan oleh warna oranye yang mencolok. Tasnya bahkan terjatuh begitu saja. Ia segera berbalik keluar dari kamar dan berteriak.
"SIAPA YANG GANTI CAT KAMAR GUE?" teriak Darel menghadap ke lantai satu bermaksud membangunkan para pengurus rumah tangga di rumahnya.
"RISA!" teriak Darel kembali mencari salah satu penanggung jawab rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Novela Juvenil(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...