66. Violin

354 71 119
                                    

***

Rina tengah berada dalam kesibukan mempersiapkan event donor darah yang diadakan oleh OSIS dan ekskul PMR. Event ini merupakan salah satu event rutin yang di adakan oleh Treksa. Selain dapat membantu untuk yang membutuhkan donor, juga bagus untuk kesehatan murid Treksa. Rina terpilih menjadi PJ event donor darah kali ini. Raka dan Denis sepakat memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab kepada anak baru agar mereka terlatih dan terbiasa untuk memimpin. Begitulah strategi Ketua dan wakil ketua (bayangan) OSIS Treksa XIX agar timnya mampu tumbuh dan berkembang.

Rina tidak merasa keberatan. Ia menyukai kegiatan sosial yang dapat menguntungkan masyarakat menengah ke bawah dan kebetulan program ini memang akan di donorkan kepada layanan kesehatan di pelosok.

Ia sedang memeriksa Leaflet yang akan disebarkan beserta mengecek pilihan makanan untuk diberikan kepada pendonor. Seperti Susu, Mie instan atau roti.

Ia tidak sendirian, Denis bersamanya sebagai pendamping. Memang dasar Raka tak pernah membiarkan Denis untuk tenang dan bahagia meski datu detik. Ia terus dilibatkan pada tugas lapangan untuk mengawasi langsung apa yang dilakukan para anggotanya. Ia terlalu sering melimpahkan tugas apapun pada Denis. Untung Denis orangnya sabar.

Antara sabar dan tidak berani menolak sebenarnya. Siapa juga yang mampu membalikan perintah Raka terang-terangan? Bisa di goreng sampai ulu hati jika memang ada yang berani. Mungkin, Aileen adalah pengeculian.

Namun dengan otak jenius yang dimiliki Raka, semua selalu berjalan dengan baik dan mulus. Entah dia itu semacam keturunan dukun atau paranormal. Ia selalu bisa memproyeksi jangka panjang sebab dan akibat kegiatan yang akan mereka lakukan.

"Rin, udah cek bagian apa aja?" tanya Denis kepada Rina yang masih sibuk mencatat sambil bersender di salah satu tembok di depan tumpukan kardus. Denis telah mengecek bagian tenda yang akan digunakan untuk donor darah nanti.

Rina menoleh mengenali suara pria itu yang baru saja bergabung di dalam ruangan sedikit redup ini. "Udah hampir selesai, Kak."

Senyum Denis merekah saat mengetahui kehebatan dan kecepatan yang juniornya itu miliki. Ia senang memiliki adik kelas yang cakap dalam menjalankan tugasnya. Rina memiliki aura pemimpin yang kuat sebagaimana ia menjabat sebagai ketua kelas sepuluh satu, kelas unggulan di Treksa.

Denis bisa saja merekomendasikan Rina untuk jabatan ketua OSIS selanjutnya setelah Raka dan Denis pensiun.

"Denis, telur udah sampe semua tuh di gudang makanan," seru salah satu anggota PMR yang satu angkatan dengan Denis.

"Thanks, Bro. Nanti gua kesana, ya."

Dalam sekejap pria itu sudah menghilang, meninggalkan Rina dan Denis berduaan di ruang penyimpanan alat.

"Masih kurang apa lagi?" tanya Denis memastikan.

Rina melirik ke arah pria yang berdiri cukup jauh darinya.

"Kurang perhatian," celetuk Rina berbisik kecil. Ia kesal mengapa bisa suka pada orang yang jelas-jelas menyukai salah satu teman seangkatannya di OSIS, Indri Raysilia Januar.

"Rin?" panggil Denis kembali membuat lamunan gadis itu menjadi buyar.

"I-iya, Kak?"

"Masih ada yang kurang, gak?" tanya Denis mengulang pertanyaan sebelumnya. Pria itu memasukan tangannya ke saku celana. "Kalau gak ada, kita periksa persediaan telur di gudang."

Rina menutup catatan yang dipegangnya. "Udah selesai kok. Ayo pindah."

Keduanya berjalan sejajar keluar dari ruang penyimpanan menuju gudang di sebelah barat dekat gedung olahraga.

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang