28. Hujan

445 149 110
                                    

Semua Tentang Kita

*****

"Perjodohan ini bukan main-main, Asta."

"Terus maksud lo kita lanjut? Jangan gila ya lo!"

"Setelah gue pikir, karena itu adalah lo ...."

Aldi melirik Asta sedikit tajam dan intens. " ... Kenapa enggak? Gue bersedia kalo orang itu adalah lo."

*

Aldi tertawa terbahak-bahak menatap wajah terkejut Asta atas perkataan isengnya. Wajah Asta merah padam melihat pria itu dengan santainya menertawakan rasa khawatir yang sudah menyergap dirinya sejak beberapa jam yang lalu.

"Aldi!" geramnya memukul lengan pria itu.

"Ck. Lo terlalu serius sih. Santai aja, orang tua gue tetep berpegangan sama keputusan anaknya. Gak kayak orangtua lo, saklek! gak bisa diganggu gugat."

Asta memberenggut kesal mendengar kalimat lain dari Aldi. Pria itu benar. Jadi, Asta tidak berhak marah. Mungkin, di antara berjuta anak di dunia, dirinya termasuk ke dalam anak yang memiliki nasib buruk memiliki kedua orangtua yang sangat egois pada anaknya.

Ia menyandarkan punggungnya mencari posisi paling nyaman agar dapat mengurangi rasa pusing di kepalanya.

Sementara Aldi sendiri memfokuskan dirinya untuk menyetir. Tiba-tiba tangannya berusaha menggapai sesuatu di atas nakas mobil yang sulit ia gapai. Asta yang melihat pria itu kesulitan sedikit menegakkan duduknya kembali.

"Hp?"

"Iya tolong."

Asta melihat ponsel Aldi bergetar lalu meraihnya. Seulas senyum jahil terukir di bibirnya.

"Cewek lo nih."

Aldi menerima ponselnya tanpa menoleh ke arah Asta tetapi gadis itu dapat mendengar kekehan kecil dari pria yang kini menerima sambungan telepon.

"Cewek gue kan lo."

Asta langsung memberikan tatapan paling tidak menyenangkan kepada Aldi karena pria itu terus menggodanya.

"Iya, kenapa Fir?"

Aldi melirik ke arah Asta membuat gadis itu mengernyit pelan seakan bertanya ada apa kepadanya.

"Gue lagi di jalan. Ini lagi nyetir."

"Abis makan sama keluarga."

"Oke, nanti gue telepon balik kalo udah sampe rumah."

Asta menggerakan alisnya naik turun begitu penasaran mengapa tadi pria itu menatapnya saat menerima telepon dari Firda.

"Dia kenapa?"

"Mau diskusi tugas. Gue sekelompok sama dia. Ternyata dia udah whats app gue dari tadi," kekehnya seraya menunjukkan chat masuk kepada Asta dengan menggoyang-goyangkan ponselnya.

"Emang kita ada tugas apa?" tanya Asta dengan polosnya.

"Asta, lo lupa tugas biologi dikumpulin besok?"

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang