Warning!
Cerita sedikit bersifat serius
Canda serius.***
Setelah Romeo dan Juliet terpublikasikan, Shafa mempunyai kurang lebih satu minggu untuk berlatih bersama pemeran lain yang berasal dari klub drama Treksa yang di sutradarai langsung oleh pelatih klub.
Hari-hari yang ia jalani menjadi semakin berat saat ia tahu jika Romeo hanya hadir saat acara pementasan berlangsung. Apakah anak OSIS itu gila? Bagaimana bisa ia berlatih tanpa Romeo yang asli? Bagaimanapun, ia bukan orang awam dalam dunia teater. Shafa beberapa kali pernah mengikuti ajang yang serupa saat SMP.
Membangun chemistry itu tidak semudah yang panitia bayangkan. Mengapa mereka memberikan privillage kepada Romeo untuk tidak ikut berlatih.
Ia bahkan pernah bertanya kepada Denis mengapa Romeo diberikan perlakuan khusus ketimbang dirinya yang bahkan harus melalui semua tahapan audisi.
Namun, pria itu menjawab jika pemilihan Romeo bukan berada pada kuasanya melainkan ketua OSIS mereka.
"Dapetinnya susah, coy! Ketua OSIS gue langsung yang turun."
"Kak! Lo aja deh yang jadi Romeo. Udah cocok juga kita," keluh Shafa setelah mereka melakukan lima take bagian satu hingga tiga.
Ia mengusap pelipisnya karena mulai berkeringat. Ezra mendekati Shafa lalu menyodorkan air minum yang disediakan khusus oleh panitia untuk seluruh pemain.
"Thanks," ucap Shafa.
Ezra mengangguk pelan seraya terkekeh sendiri. "Gue gak tahu kalo cewek bar-bar kayak lo bisa berterima kasih juga."
"Gue bar-bar hanya pada waktu dan tempat yang telah ditentukan."
"Wih! Ngeri juga gue dengernya."
"Udah, lo diem aja, Za. Daripada kena terkaman singa betina," timpal pemeran Romeo pengganti, Rafli. Ia memang memanggil pria itu dengan sebutan Eza.
"Seru aja gitu, Bang. Bisa akrab sama cewek yang paling gak bisa didekati di Treksa," kekehnya.
Shafa hanya terdiam melayangkan tatapan sinisnya kepada Ezra.
Denis muncul bersama dengan kedua anggotanya untuk melihat kelancaran latihan sebelum tampil nanti. Kebetulan, hari ini ada rapat OSIS untuk pemilihan anggota dalam kepemimpinan Raka. Jadilah, Denis mampir sebentar hanya untuk mengejek gadis yang selalu membuat masalah dengan komite itu.
"Gimana latihannya? Lancar?"
Beberapa orang menyapa Denis dengan ramah. Ada juga beberapa murid perempuan yang mencari perhatian dari Denis. Bagaimanapun juga, pria itu tetap memiliki visual yang mumpuni meski galak dalam kesehariannya.
Di mata Shafa sendiri, pria itu tak lebih dari seorang penganggu yang ia yakini bahwa pria itu datang hanya untuk mengacaukan mood-nya.
"Lancar kok, Den. Gak perlu khawatir," jawab Rafli mengacungkan jempolnya ke arah Denis.
Denis ikut tersenyum lega mendengarnya. Ia hanya tidak ingin ketuanya itu menemukan celah dari perayaan besar seperti ini. Maka dari itu, Denis sendiri harus turun tangan mengawasi semua macam persiapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Fiksi Remaja(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...