"Meskipun lo adalah Juliet, gue tetep gak mau jadi Romeonya. Gue gak mau kisah kita berakhir, hanya karena miss komunikasi."
-Mahar Satria
Semua Tentang Kita
Senin pagi, Treksa dihebohkan oleh informasi pengumuman salah satu ajang pentas seni paling bergengsi di Treksa. Murid-murid berkerumun di depan papan putih panjang berisikan lembaran iklan audisi.
Divisi seni dan olahraga yang bergerak di bawah pengawasan OSIS, mengadakan pentas seni yang diadakan sekali dalam setahun untuk menyemarakan perayaan ulang tahun Treksa sebagai bagian dari pembuka rangkaian acara sampai kepada hari perayaan ulang tahun.
Dari kisah sebelumnya, acara ini bisa ditonton oleh seluruh lapisan murid Treksa dan akan berujung pada popularitas yang meningkat. Sayang sekali jika mereka tidak ikut mencoba audisi. Digadang-gadang, pemeran Romeo adalah salah satu dari pria paling populer Treksa membuat rasa penasaran murid lain meningkat.
Tema kali ini mereka angkat dari drama fenomenal yang fantastik, Romeo and Juliet.
Siapa yang tidak mau mengikuti audisi bergengsi tersebut?
Shafa dan Bela yang baru saja keluar dari ruangan Pak Ridwan. Mereka tertangkap bolos mata pelajaran Ekonomi dan berakhir di ruang BK. Dua murid yang selalu membuat Pak Ridwan pusing karenanya.
Keduanya berhenti saat murid lain berlarian menyenggol sisi kiri dan kanan Bela hanya untuk melihat mading sekolah.
"Ih! Apaan sih senggol-senggol!" gerutu Bela.
Mata Shafa sendiri mengikuti arah pandang Bela yang sedang meneriaki orang-orang yang berlalu melewati mereka.
Bela yang tidak sabar, langsung maju dan mengusir orang-orang yang menghalangi jalannya. Shafa mengikuti Bela dari belakang dengan tangan yang bersedekap.
"Minggir-minggir," usirnya membelah kerumunan.
Beberapa orang melakukan protes, tetapi saat melihat Shafa yang berjalan di belakang Bela, otomatis semuanya terdiam di tempat. Tidak ada yang mau berurusan dengan Darel versi perempuan di Treksa ini.
"Audisi pemeran utama ...."
Bela menyipitkan mata lalu melirik ke arah Shafa.
"Apa?" tanya Shafa mencurigai temannya yang sudah menyeringai kecil kepadanya.
"Ada audisi jadi Juliet nih!" serunya memberitahu Shafa.
"Gue juga tahu. Gue bisa baca."
"Cocok buat lo, Shaf!" seru Bela menepuk bahu Shafa. Shafa membalasnya dengan tatapan aneh.
"Jangan ngaco deh! Sembarang."
Bela mendelikkan matanya cukup tajam. Ia sangat tahu jika perempuan itu memiliki darah beradu peran dalam dirinya. Sangat jago malah. She's drama queen, indeed!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Fiksi Remaja(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...