STK 2020
Selamat Membaca
****
London, 2020.
Seorang pria muda dengan setelan kemeja putih yang digulung setengah lengan dilengkapi jas hitam yang ia tenteng dibahu kanannya tengah asik memainkan ponsel menunggu jemputan.
Setahun sudah ia jalani hari-harinya di negeri tempat kelahirannya, Eropa. Negeri yang terkenal romantis oleh seluruh masyarakat di penghujung Dunia.
Raka Pavian Narendra, seorang putra dari keluarga Narendra, salah satu keluarga terpandang yang hidup di negara Indonesia. Ia menjalani pertukaran pelajar selama setahun lamanya setelah resmi terpilih menjadi Ketua OSIS SMA Treksa. Bukankah itu terdengar aneh? Pertukaran di musim pertama ia masuk sekolah menengah. Ia bahkan tidak sempat bertegur sapa dengan teman sekelasnya karena ia pergi seminggu sebelum Orientasi dinyatakan berakhir.
Orang bilang, ia memiliki privilege/hak khusus yang tentu saja mampu menyedot rasa iri murid lainnya. Bagaimana tidak iri? Ia dibebaskan dari kewajiban orientasi dan masuk lewat jalur istimewa. Mungkin jika ia mengikuti tes, ia akan mengalahkan Dirga sebagai peraih nilai tertinggi.
Awalnya ia tak berniat untuk mencalonkan diri sebagai Ketua OSIS di sekolah barunya. Tetapi, jajaran komite dan seniornya tak henti meminta Raka untuk menerima jabatan tersebut. Hampir setiap hari Raka di teror oleh e-mail dari sang pendahulunya, Aidan. Memiliki otak jenius memang tidaklah cukup untuk menjadi ketua OSIS, tetapi Raka memiliki keduanya. Jenius dan sikap kepemimpinan. Dan Aidan mengetahuinya dengan sangat baik.
Raka sendiri sedari kecil sudah dididik untuk memimpin perusahaan keluarganya kelak. Ia sudah paham dasar-dasar kepemimpinan. Nilai yang ia dapat bahkan bisa melebihi Aidan.
Hari ini tepat keberangkatannya kembali Ke Indonesia. Secara resmi ia mengakhiri masa pertukaran tak kasat matanya setelah salah satu orang kepercayaan keluarganya bernama Herman mengirimkan surat kepindahannya ke Treksa. Pertukaran yang luar biasa, bukan?
Sebuah mobil SUV berwarna hitam berhenti di hadapan Raka. seorang lelaki paruh baya turun dan membukakan pintu untuk Raka. Pria itu mengenakan pakaian serba hitam terkesan begitu formal. lalu sedikit membungkukan badannya memberi hormat.
Raka masuk ke dalam mobil sesaat setelah menaruh ponselnya ke dalam saku.
"Jam berapa pesawatnya berangkat?" tanya Raka tengah memasang seatbelt.
"Pukul 02.00, Sir," jawab supir yang dikirimkan langsung dari kantor pusat NARA Grup. "Semua barang Tuan sudah dibawa ke bandara oleh Pak Julian," tambahnya lagi.
Raka mengangguk mengerti lalu memejamkan mata bermaksud istirahat selama perjalanan ke bandara. Seharusnya ia berangkat besok malam tetapi ia pikir lebih cepat lebih baik maka dari itu ia membatalkan tiket malam dan berburu tiket setelah perpisahan sekolahnya dilakukan.
"Langsung ke Bandara aja."
"Baik, Sir."
Mobil itupun melaju cukup kencang membelah jalanan sepi kota London.
*****
Treksa, Indonesia. 2020.
Denis berlarian di koridor kelas dua belas. Ia hendak menghampiri kakak seniornya, Aidan. Kata Fikri, salah satu teman kelasnya, Aidan memanggil Denis karena ada urusan darurat. Maka dari itu ia secepat mungkin melangkahkan kakinya sampai ke ruang OSIS.
"Hhh!" Napasnya terengah-engah dengan badan dipenuhi keringat. Beberapa orang menatapnya diam-diam tetapi pria itu tidak peduli. Denis tidak akan menanggapi pandangan orang lain. Dalam mode jelek sekalipun, mereka masih tetap menempel padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...