9. Kisah Senin

559 185 33
                                    

Kenapa kamu membenci Senin?
Disaat aku merindu dan menunggunya

Hanya untuk bertemu kamu

STK 2020

Selamat Membaca

******

Senin. Hari dimulainya kembali seluruh aktivitas setelah sempat menikmati libur meski hanya sekejap mata.

Anak zaman now- sebutan bagi remaja zaman modern, tampak begitu malas menghadapi hari Senin. Bagi mereka, Senin adalah hari di mana mereka harus menerima kenyataan hidup dan juga upacara. Kegiatan wajib yang selalu berhasil membuat para murid kehilangan minat untuk datang ke sekolah. Beda halnya dengan murid yang memiliki rasa patriotisme yang tinggi. 

Seperti biasa, pelaksanaan Upacara dilakukan di setiap sekolah termasuk, Treksa. Beberapa murid telah berbondong berlarian karena tim komite disiplin sudah berdiri tegak di gerbang Treksa.

Jika mereka terlambat, bukan hanya malu yang didapat, mereka juga akan menambah point jelek di lembar penilaian akhir nanti. Treksa sangat menjunjung tinggi penegakan aturan dengan sistem take and give, adanya reward dan punishment.

Hal tersebut dilakukan, karena kurangnya kesadaran anak jaman sekarang ini terhadap aturan yang berlaku. Dengan menerapkan sistem ini, Treksa berharap mampu menciptakan kedisiplinan para muridnya dan mendorong hal tersebut menjadi kebiasaan yang bagus untuk ke depan. Karena suatu hal yang dibiasakan lama-lama akan menjadi terbiasa.

Denis memimpin teman-temannya di gerbang depan sedangkan anggota PMR dan juga OSIS bertugas di lapangan utama.

Pria dengan wajah tak kalah menyeramkan dari seniornya - Aldi, berdiri dengan angkuh sembari melipat kedua tangannya. Matanya mengawasi gerak-gerik setiap murid yang mulai berlarian menuju gerbang.

"LIMA MENIT LAGI!" teriaknya.

Suasana makin riuh ketika Denis mengintruksikan kepada timnya untuk menutup gerbang. Hebat sekali kan kuasa Denis? Bahkan tugas security diambil alih oleh komite pada hari Senin.

Upacara berlangsung dengan khidmat seperti biasa, tetapi beberapa dari murid perempuan banyak yang tumbang dan dilarikan ke UKS. Padahal cuacanya tidak terlalu panas. Melihat ada kejanggalan, Aileen ditugaskan oleh Aidan untuk memeriksa ruang kesehatan sekolahnya itu.

Aileen masuk dengan perlahan, tidak mau membuat bising karena UKS adalah tempat orang sakit.

"Selamat pagi," sapanya kepada petugas PMR yang sedang duduk di kursi administrasi.

"Selamat pagi, Kak," jawab keduanya berbarengan.

Aileen mendekat lalu ikut melihat buku yang ada di atas meja mereka. "Gimana keadaan yang tadi sakit?"

"Mereka baik-baik aja kok. Biasalah Kak, ada juga yang males buat upacara," jawab murid berambut sebahu di sebelah Aileen.

"Tapi yang gak sakit kita suruh balik upacara kok, Kak. Menuh-menuhin tempat soalnya," tambah murid satunya.

Aileen terkekeh pelan. "Emang mereka mau kalian suruh balik lagi?"

"Tinggal bawa nama Kak Denis mereka langsung ciut."

Aileen kembali tertawa kecil. Ia melirik buku administrasi pasien yang sakit. Matanya terbuka memastikan penglihatannya.

"Kok tumben rame? Bukannya udah kalian usirin?" tanyanya ketika melihat buku tersebut terisi dua lembar penuh.

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang