"Pasal senior selalu benar itu adalah fakta!"
* * *
"Apakah kalian sudah siap menerima hasil orientasi?"
Raut wajah mereka mendadak kembali suram setelah Angelica, panitia internal acara membuka suara di tengah riuh peserta ketika menyambut kedatangan jajaran inti OSIS Treksa. Seketika mereka terdiam membuat Angel terkekeh pelan.
"Loh, kok pada diem?" tanyanya tersenyum begitu hangat. Angel adalah salah satu Icon Treksa yang terkenal akan kemampuannya dalam menarik hati orang di sekitarnya. Ia cakap dalam berbicara baik itu formal ataupun nonformal. Mereka menjulukinya sebagai Si pemberani kelas kakap.
"Baiklah ... tanpa mengulur waktu, silakan para mentor untuk memberikan hasil dari kerja keras generasi baru Treksa." Angel menaruh mic-nya dan berjalan mundur.
Para mentor membagikan dua buah pin. Satu berwarna merah dan satu berwarna biru. Mereka tak mengatakan apapun, hanya memberikan pin itu kepada anggotanya lalu kembali ke barisan belakang.
Di bagian depan, ketua OSIS dan jajarannya memperhatikan dalam diam. Raut wajah mereka benar-benar sulit terbaca. Sebuah rumor mengatakan jika OSIS Treksa adalah prioritas nomor satu.
"Sudah menerima hasilnya?" tanya Angel kembali mengambil alih panggung.
"SUDAH, KAK!"
"Bagi murid yang mendapatkan pin berwarna biru, saya ucapkan selamat. Karena kalian, lolos menjadi generasi baru Treksa," ucap Angel dengan antusias.
Beberapa murid ber-pin biru mulai bersorak dan saling menyelamati satu sama lain. Haru dan riuh bercampur menjadi satu kesatuan. Berbeda halnya dengan pemilik pin merah. Raut wajah mereka tidak merasa senang melainkan kecewa.
Mereka masih menunggu kabar selanjutnya dari Angel, berharap ada kabar baik.
"Kalian hebat, kami menghargai kalian yang sudah berjuang dengan sangat baik dalam acara orientasi kali ini."
Angel mulai memperhatikan para siswa yang tidak mendapatkan pin biru.
"Untuk murid yang mendapatkan pin merah, jangan terlalu bersedih. Kalian juga berhasil lolos menjadi generasi baru di Treksa dengan pengecualian. Untuk informasi selanjutnya, akan dijelaskan langsung oleh perwakilan dari komite kedisiplinan." Ia tersenyum begitu cantik, tak salah jika banyak yang terpesona olehnya.
"Untuk pemegang pin biru silakan kembali ke ruangan masing-masing untuk mendapatkan arahan selanjutnya dari mentor. Untuk sisanya, akan langsung dikawal oleh anggota kedisiplinan."
Mereka mulai membubarkan diri bersamaan dengan para pemilik pin merah yang merapatkan barisan.
"Indri, lo dapet pin merah?" bisik Ivana yang sudah merapatkan barisan di sebelah Indri. Indri mengangguk pelan. Ivana melambaikan tangannya berpamitan, gadis itu mendapat pin biru.
Terlambat di hari pertama, berdebat dengan seniornya, dan kesalahan-kesalahan sepele yang ditimbulkan oleh seniornya. Hal itu membuat Indri tak dapat menghindari rapor merah. Ia benci pasal senior selalu benar. Indri selalu berusaha untuk mengelak tetapi seniornya selalu mengangkat pasal sesat itu.
Suasana mendadak sepi sepeninggalan para pemegang pin biru yang telah keluar dari aula. Aldi terlihat memegang mic dan mulai memberikan intruksinya.
"Kalian sudah menyadari apa kesalahan kalian?" tanya Aldi begitu datar. Ia bahkan tak segan memberikan pandangan paling bengis kepada para murid baru seakan mereka adalah terduga kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Подростковая литература(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...