6. Trouble Maker

887 200 72
                                    

"Menjadi pemberontak bukan jalan hidup gue tapi ini takdir!"

STK 2020

Selamat Membaca

*****

Di setiap sekolah selalu ada murid teladan dan juga murid tak tahu aturan.

Kirana Shafa Mahesti, salah satu dari kesekian murid tak tahu aturan di Treksa. Seorang perempuan yang akrab dipanggil Shafa ini sudah langganan keluar masuk ruang BK.

Shafa sendiri sudah malas bertemu Ibu Mira sang Guru BK yang menurutnya tidak berpengalaman. Ia hanya bisa menceramahi tanpa merubah apapun. Katakan pada shafa jika ada seorang murid yang berubah setelah keluar dari ruangan angker itu. Nihil! ia tak pernah mendengarnya.

Seperti saat ini, baru saja lima menit ia keluar dari BK, ia sudah menarik Bela bergabung dengannya untuk nongkrong di kantin belakang.

"Dasar cewek gila! baru lima menit keluar dari BK, udah ngajak gue bolos aja," gerutu Bela membenahi rambutnya yang kusut terbawa hembusan angin.

"Gue lupa gak ngerjain PR," balas Shafa sambil menyedot es teh manisnya itu. Tiba-tiba perempuan itu memandang Bela cukup Intens. "Emang lo ngerjain?"

"Enggak juga sih," jawab Bela santai membuat Shafa mendengus kesal ke arahnya. Keputusan baik jika Shafa menyeretnya untuk bolos. Harusnya perempuan itu berterima kasih.

Pertemuan mereka memang tak terkesan baik, tetapi pada akhirnya karakter mereka sangat cocok jika disatukan. Shafa yang brutal dan Bela yang suka kebebasan. Memiliki partner in Chrime itu sangatlah menyenangkan.

"Shaf, lo gak liat tadi ada Daffa di sini?"
tanya Bela seakan mengingat pertemuannya dengan pria setengah bule itu.

"Hah? Daffa? Siapa?" tanya Shafa menatap balik temannya.

Bela mengerlingkan matanya merasa sebal. "Pura-pura lupa udah kayak lagu aja lo." Lalu ia kembali memainkan rambutnya tanpa memandang Shafa. "Ya daffa mana lagi, mantan terindah lo."

Kalimat tersebut mengundang tatapan kesal Shafa. Ia sontak menoyor kepala Bela yang langsung mengaduh kesakitan.

"Aduh! Kok mukul gue sih," keluhnya sebal.

"Gue cerita sama lo, bukan berarti bisa lo jadiin bahan untuk membantai gue sehari-hari." Shafa terkekeh pelan melihat temannya masih menggerutu dalam diam.

"Ngapain dia ke Treksa?" tanya Shafa lagi masih sedikit terkejut. Ia memiliki kenangan buruk dengan pria jahat itu.

"Ck! Tadi katanya gak mau bahas. Kangen lo lah, ngapain lagi."

Dan lagi jawaban Bela membuat Shafa gemas pada temannya yang satu ini. "Bel, lo gak mau gue sodorin ke Denis kan?"

Wajah Bela mendadak pucat, ia paling tidak mau berurusan dengan titisan Aldi itu. Ia punya pengalaman tak mengenakan bersamanya.

Bela tersenyum ke arah Shafa. "Jangan suka bawa-bawa manusia berhati iblis itu ya ya ya," pintanya tersenyum begitu manis.

Shafa mendelik malas. "Lo pikir lo itu malaikat? Tabiat iblis lo lebih kuat daripada Denis."

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang