"Semesta mengatakan, Aku jatuh cinta."
***
"Udah sarapan?" tanya Aileen melepaskan pelukan kakaknya secara perlahan.
Belum sempat Darel berpikir, gadis itu meraih tangannya melewati Aidan yang masih termenung di tempat.
"Ayo sarapan bareng!"
"Kak Aidan juga. Biar cepet minum obat.," teriak Aileen kepada kakaknya.
Aidan terlihat kesal lalu mengambil napas cukup panjang seolah membuang seluruh beban yang melingkupi kepalanya.
"Iya! Ntar gue nyusul."
***
Dengan cekatan, gadis itu menyendokkan nasi ke atas piring kosong milik Aidan dan Darel. Menu sarapan hari ini adalah nasi goreng beserta lauk-pauk pendamping.
"Suka telur?" tanyanya sebelum menambahkan telur ke atas piring.
Pria itu hanya tersenyum kecil seraya menganggukkan kepalanya.
"Suka," jawab Darel pelan. Ia merasa senang melihat Aileen yang tengah menyiapkan sarapan untuknya. Padahal, Darel sendiri sudah menghabiskan dua potong roti di rumahnya. Tetapi ia tak mau mengecewakan Aileen yang sudah bersusah payah menyiapkan sarapan untuknya.
Saking bahagianya, pria itu menopangkan dagu di atas kedua tangan yang sudah bertengger di atas meja makan.
"Jangan di liatin kayak gitu!" peringat Aileen merasa risih.
Alis Darel terangkat merasa heran. "Kenapa?" Darel menggodanya.
"Pokoknya jangan diliatin!"
"Kamucantik soalnya, gak bosen kalo diliatin."
Astaga! Aileen bisa gila.
Ia tidak tahu sudah semerah apa pipinya di saat Darel dengan gencar menyerangnya dengan kalimat maut itu.
"Makan yang bener!" sahut Aidan menyenggol lengan Darel sampai kepalanya hampir terbentur meja jika ia tidak sigap menyeimbangkan posisinya.
"Ganggu aja lo!" ketus Darel menatap Aidan dengan sinis.
"Ini rumah gue," balas Aidan tak kalah sengit.
Sepertinya Aileen harus segera memisahkan kedua pria yang tengah beradu tatap saat ini.
***
Darel berjalan di depan Aileen. Ia bermaksud membukakan pintu mobil untuk memudahkan Aileen masuk.
"Makasih," bisik Aileen tersenyum kecil.
"Dengan senang hati."
Setelah memastikan Aileen duduk dengan nyaman, Darel ikut masuk ke dalam mobil di bagian pengemudi.
"Kamu tumben bawa mobil, Rel?" tanya gadis itu heran. Aileen sangat tahu jika Darel adalah maniak sepeda motor.
"Nantilo ngerasa gue duain kalo bawa motor," kekeh Darel membuat Aileen ikuttertawa.
Tawa manis itu berhasil menghipnotis tatapan Darel terhadap Aileen. Gadis itu benar-benar terlihat cantik dengan pakaian simple-nya.
Perempuanitu hanya mengenakan kemeja putih sedikit besar dari badannya disertai celanajeans selutut dan sneakers berwarna putih. Rambutnya ia biarkan tergerai sedikitbergelombang. Tak lupa, Aileen menyampirkan tas mungilnya untuk sekedar tempat ponsel dan card ATM. Cantik sekali.Bahkan Darel tak ingin berhenti memandanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...