"Kehebatan dan popularitas seseorang itu tidak dilihat dari seberapa besar dan kuat tinju miliknya. Jadi, berhentilah!"
Semua Tentang Kita
Selamat Membaca
****
Mulut Indri tidak berhenti bergerak seakan ia sedang berkomat-kamit tanpa suara. Ia masih shock dengan keberadaan salah satu teman SMP-nya yang paling tahu seberapa besar kebiasaan aneh yang dimilikinya.
Indri benar-benar tidak menyangka jika ia adalah pengganti Aidan di Treksa. Apa kata dunia? orang yang paling tidak punya hati menjadi pemimpin di sekolah yang memang dari dulu sudah memiliki peraturan yang ketat. Bisa-bisa, murid Treksa merasakan kehidupan militer sejak dini.
Matanya terlihat tidak fokus karena sedang memikirkan masa depannya yang terlihat semakin suram. Ah! Indri jadi ingin menangis rasanya. Ia sudah membangun image paling sempurna di Treksa. Bagaimana jika pria itu akan kembali mengeluarkan sifat iblis yang hanya ia tunjukan kepada Indri?
Habislah ia!
Seseorang datang dan berdiri tepat di sebelah Indri berdiri memandang langit-langit. Bukannya membangunkan Indri dari lamunan, pria itu malah ikut-ikutan melihat ke atas seperti yang Indri lakukan.
"Lo liat apa sih?" tanya merasa penasaran.
Indri tersentak lalu refleks memukul bahu siswa dengan seragam basket yang menempel di tubuhnya. Tidak lupa, sebuah boleh orange berada dalam dekapan pria tersebut.
"Kaget gue!"
Pria itu terlihat mendengus pelan sembari mengusap lengannya yang telah menjadi korban sasaran kekerasan dari gadis galak di sebelahnya ini.
"Lagian lo ngapain ngelamun di tengah jalan?"
Otomatis Indri menoleh ke sekelilingnya. Benar saja! sekarang Ia berdiri tepat di tengah-tengah koridor kelas sepuluh.
"Kok lo gak menyadarkan gue sih?!" Indri malah menyalahkan murid pria yang berdiri di depannya.
"Mana gue tahu lo lagi kesurupan," kekehnya lalu berlari meninggalkan Indri yang terdiam di tempatnya.
"MAHAR!"
****
Penyerangan yang terjadi minggu lalu, membuat beberapa murid Treksa merasa resah. Jika mereka sudah berani terang-terangan untuk datang ke Treksa artinya mereka berani menyerang brutal siapun murid berseragam Treksa yang mereka temui di jalan. Itulah yang membuat mereka sedikit takut saat pulang nanti. Apalagi beberapa murid yang terlibat sudah mulai dibebaskan dari skors.
Berita ini juga telah sampai ke telinga sang ketua OSIS baru, Raka. Berdasarkan dari laporan yang telah ia minta, Raka menjadikan kejadian penyerangan tersebut sebagai salah satu prioritas untuk diselesaikan. Berani sekali mereka melakukan penyerangan di bawah terik sinar matahari. Murid bodoh yang hanya bangga dalam memamerkan otot daripada otak.
Raka tidak terlihat berteriak ataupun menggertak. Ia menanggapi hal tersebut dengan caranya sendiri. Tenang tetapi menyakitkan nantinya.
Yang ia hadapi hanyalah sekelompok murid tidak tahu aturan dan suka memberontak sedangkan Raka sendiri sudah berada jauh di atas itu.
Usut punya usut, sekolah yang berada paling selatan kota ini memiliki sejarah panjang dengan Treksa. Mereka ibarat dua sisi yang berlainan dan takkan pernah sepaham. Hal tersebut tentu saja dimulai oleh para senior mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Dla nastolatków(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...