29. Iblis Cantik

556 146 86
                                    

"Menjadi pemeran protagonis bukan berarti ia tidak memiliki kekuatan untuk menyerang." 

Indri Raysilia Januar

Semua Tentang Kita

*

Darel bersandar pada kursinya dengan kaki terangkat ke atas. Ini kali kedua ia masuk ke dalam ruangan paling membosankan di Treksa, ruang OSIS.

Sesekali pria itu melirik jam di atas kepala sang pria kaku yang juga tengah duduk berhadapan dengannya. Entah apa yang tengah mereka tunggu sampai-sampai Darel harus duduk dalam diam tanpa suara.

Ia melirik wajah datar sang ketua OSIS yang tengah tenggelam dalam kesibukannya membaca berita-berita terkini di sebuah majalah. Tentu saja, Darel tahu apa yang tengah pria itu cari. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang sama meski ia belum terlalu mendalami hal tersebut. Begitu berbeda dengan Raka, pria itu ... Darel pikir ia sangat berbeda. Ia bukan seorang murid biasa.

Kriet!
Pintu terbuka.

Denis masuk membawa tiga orang murid lain ke dalam ruang OSIS.

"Ini orangnya udah gue panggil semua," ucap Denis.

Hal tersebut berhasil membuat Darel dan Raka bergerak secara bersamaan.

Raka menutup majalah yang sedari tadi menarik perhatiannya dan mengabaikan keberadaan Darel. Sedangkan, Darel sendiri merasa terkejut dengan keberadaan teman-temannya yang lain, Bryan, Aldo serta si pengkhianat, Danu.

Pria itu menumpu dagu dengan kedua tangannya di atas meja. Seketika ruangan menjadi begitu suram setelah Raka melemparkan aura tidak menyenangkan kepada orang-orang yang ada di dalam ruangan.

Ketiga lainnya hanya mampu menundukkan kepala merapatkan barisan. Pria itu memiliki karisma untuk menekan keberadaan orang lain di sekitarnya seperti predator yang telah mengunci mangsa buruannya. Bahkan sorot mata itu begitu tajam, membuat orang enggan untuk untuk sekedar bertemu tatap dengannya. Pantas saja mereka mengatakan bahwa pria yang menjadi ketua OSIS saat ini adalah seorang monster.

Raka sangat berbeda dengan Aidan. Jika Aidan akan memilih bekerja berpasangan maka Raka memilih untuk memimpin sendiri tanpa back up dari siapapun.

"Tunggu! Tunggu! Tunggu dulu!"

Darel berdiri dari duduknya seraya menatap tajam ke arah Raka. Ia takkan segan untuk mengeluarkan jari telunjuknya menunjuk wajah pria iblis di depannya.

"Kok lo jadi melibatkan temen-temen gue?"

Alis Raka terangkat sebelah seakan kurang memahami pernyataan Darel.

"Melibatkan? Mereka terlibat dengan kedua kakinya sendiri."

"Gue kan udah bilang sama lo, kalo semua tanggung jawab ada di tangan gue!"

"Emang lo siapa mereka? Lo ketua gengnya?"

"Lo gak perlu tahu gue siapa mereka, yang penting sekarang ...." Darel melirik ke arah Bryan dan Aldo yang juga tengah menatapnya dalam diam. "Lo gak ada hak untuk menghakimi mereka berdua."

Raka tersenyum tipis seakan menemukan celah untuk ia kembali berbicara. "Berdua? Siapa aja?"

"Dua orang di sebelah gue kecuali yang pojok. Mau lo depak dari Treksa juga gue gak peduli."

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang