58. Hospital

398 103 140
                                    

Obsesi menjeratmu menjadi wajah lain
Obsesi menyerangmu menjadi buruk bagi orang lain
Obsesi menurunkan derajatmu di hadapan orang yang kamu sukai
Berhentilah bersikap berlebih,
cinta secukupnya, membenci seperlunya.

***

Sekali lagi mereka menyambangi rumah sakit tetapi bukan untuk Aileen. Kali ini mereka membawa Aidan Mahardika yang tergeletak tidak sadarkan diri setelah lolos dari kecelakaan yang bisa saja membuat nyawa ia dan Melda menghilang.

Aileen berlarian bersama Melda dan juga salah satu penjaga rumah Mahardika mendorong Aidan menuju ruang gawat darurat. Gadis kecil itu melupakan asma yang bisa sewaktu-waktu kambuh karena ia lebih mengkhawatirkan keadaan Aidan. Sang kakak yang selalu ada untuk menjaganya.

Sementara Melda masih terlihat shock dan sangat terpukul melihat Aidan yang tak sadarkan diri karenanya. Di tambah, kehadiran wanita gila yang membuat keduanya mendapatkan luka yang tidak sepele.

"Hhh."

Aileen menyandarkan dirinya tatkala mereka berhasil sampai mendorong Aidan ke dalam ruangan gawat darurat. Mereka tak diperbolehkan masuk dan hanya ada satu dokter jaga beserta dua suster di dalam sana.

Melda melihat Aileen yang mulai pucat pasi dan terlihat kesulitan bernafas. Ia menyadari bahwa asma gadis itu pasti kambuh karena berlarian.

"Aileen," panggil Melda memegang lengan kanannya.

"Hhh."

"Ai?" panggilnya sekali lagi.

"Gue gapapa, Kak," lirih Aileen yang berhasil mengontrol pernapasannya kembali menjadi normal.

Meski keringat dingin telah membasahi pipi Aileen, gadis itu berusaha terlihat kuat di depan teman Aidan.

"Kak Melda, lo harus dapet perawatan." Aileen melihat darah menempel di sekitar pakaian Melda dan itu membuatnya khawatir.

"Gue gapapa, Ai. Ini darah Aidan," jawabnya dengan nada lirih.

"Tapi tangan sama kaki lo juga luka. Lo harus tetep diobati."

Melda menggelengkan kepalanya pelan. "Nanti aja. Kalo gue udah denger Aidan sadar."

Adik Aidan menganggukkan kepala, mengerti dengan kekhawatiran Melda terhadap kakaknya. Gadis itu terlihat sangat menyukai Aidan. Ia heran mengapa Aidan kesulitan mengungkapkan perasaannya kepada Melda. Bahkan, mereka terlihat renggang beberapa waktu lalu.

Lama terdiam membuat Aileen sedikit menggigil. Ia hanya mengenakan kaos lengan pendek disertai celana pendek selutut. Ia tidak memikirkan hal lain selain keselamatan Aidan. Mana sempat Aileen mengambil jaketnya ke kamar.

Ia memeluk tubuhnya berusaha mencari kehangatan untuk dirinya sendiri. Sampai akhirnya, Aileen merasakan seseorang menyelimuti Aileen dengan jaket.

Sontak kepala Aileen mendongak ke atas.

"Pake," kata pemilik jaket yang kini menutupi tubuh Aileen.

"Darel?" panggil Aileen dengan mata membulat. Ia terkejut dengan kehadiran pria itu di sini. Meski ia tahu jika rumah sakit yang ia datangi adalah milik keluarga Basupati.

Melda memperhatikan interaksi antara adik Aidan dengan orang paling bandel nomor satu di Treksa. Siapa yang akan menyangka, jika orang seperti Darel akan luluh terhadap wanita pada akhirnya. Apalagi, ia takluk pada adik dari ketua OSIS Treksa yang selalu memberikan surat peringatan kepada Darel atas pelanggarannya.

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang