Aileen baru saja menyadari jika ia memiliki janji bersama seorang pria yang beberapa minggu terakhir ini selalu menghantuinya. Kejadiannya tepat pada saat ia menginjak pintu rumah dan mendapati beberapa panggilan tidak terjawab di ponselnya.
Aileen melupakan janjinya, ia malah menghabiskan weekend bersama teman kecilnya yang bernama Kenny.
Kenny sedang berkunjung ke Jakarta. Pria itu telah lama berpindah ke negeri seberang untuk melanjutkan SMA-nya karena alasan pekerjaan orang tua yang bermutasi. Sebagai satu-satunya tuan rumah yang tidak memiliki kesibukan, ia mengiyakan saat Kenny datang dan mengajaknya pergi tanpa bisa mengingat bahwa ia telah memiliki janji lain bersama Darel.
Ia menjadi gugup sendiri saat mencoba membalas pesan Darel. Ada sedikit rasa tidak enak yang menguar di dalam hatinya. Kini, perasaannya tengah berperang satu sama lain. Gengsi yang ia miliki cukup tinggi jika harus berhadapan dengan pria paling dikenal sebagai pentolan SMA Treksa, Darel Basupati.
Gadis itu berulang kali mengetikan sesuatu di ponsel lalu menghapusnya kembali disaat ia merasa kalimat yang ia rangkai tidak pas dalam pandangannya sendiri. Aileen melirik ke arah jam dinding di sudut kamarnya, sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tidak mungkin pria itu masih menunggu di sana, 'kan?
Ia memutar ponselnya merasa bimbang. Mana mungkin kan pria itu menunggu selama lebih dari dua jam di sana?Aileen yakin jika Darel takkan melakukan hal sepele seperti itu. Memang siapa Aileen yang harus ditunggu oleh Darel selama berjam-jam?
Ia kembali terbangun lalu menatap layar ponselnya dengan wajah paling serius.
"Gue bales aja kali, ya?"
"Tapi balesnya gimana?"
"Dia gak mungkin masih di sana, 'kan?"
"AH! NGESELIN!"
Ia terus bergerak dengan perasaan gamang di atas kasurnya.
"Bales aja kali, ya."
Aileen
Sorry, Darel. Gue bener-bener lupa.
Setelah mengirim pesan singkat tersebut, ia menutup wajahnya dengan selimut. Ia harap itu bisa menjadi permulaan yang baik saat Aileen meminta maaf langsung besok di sekolah.
***
Ivana menenteng sekantung belanjaan dari salah satu mart terdekat yang bisa ia jangkau sesaat setelah menghentikan mobilnya di depan rumah Melda.
Malam ini, gadis itu memutuskan untuk menjenguk sepupu kesayangannya setelah ia mendengar kabar bahwa Melda kembali tidak masuk sekolah karena sakit. Tetapi, Ivana sadar jika itu bukan sekedar sakit biasa mengingat Melda yang menghubungi dirinya dengan panik beberapa waktu lalu karena pertikaiannya dengan Aidan.
Sungguh ia ingin menghibur Melda yang sedang mengalami pasang surut dalam perjalanan cinta mudanya. Sebagai adik dan pendengar yang baik, ia harus melakukan apapun untuk membuat kakaknya kembali menjadi gadis yang murah senyum.
Ia memasuki rumah Melda sambil bersenandung. Seperti biasa, rumahnya sepi seperti tidak berpenghuni. Mama Melda atau tantenya pasti masih berada di kantor sedangkan Melda sendiri tengah mengurung diri tanpa melakukan apapun.
Satu persatu anak tangga ia lewati dengan gaya meloncat. Lalu setelahnya ia tertawa sendiri dengan tingkah konyol yang ia lakukan tadi. Sampai akhirnya, ia sampai di depan pintu kamar Melda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...