65. A Thousand Roses

343 70 73
                                    

Best ever i have, its You!

***

Aidan baru saja kembali ke Treksa pada jam pelajaran ke lima. Ternyata pria itu tidak sekedar datang terlambat tetapi ia di dapuk untuk pergi sebagai perwakilan murid Treksa untuk menghadiri konferensi pers yang diadakan oleh pemerintah kota perihal persiapa Ujian Nasional yang akan serentak di laksanakan tiga bulan mendatang.

Ia menghadiri acara tersebut bersama dengan wakil kepala sekolah bagian akademik. Ia terbilang cukup dekat dengan para petinggi Treksa karena terlalu sering menghadiri acara penting bersama dengan mereka selama ia menjadi murid di Treksa.

Melda melihat raut lelah Aidan yang sudah terduduk di kursinya. Tidak biasa Aidan bersikap seperti itu hanya karena menghadiri rapat. Pasti pria itu tidak sempat mengisi tenaganya di pagi hari.

Ia menghampiri Aidan dengan membawa sebotol air dan kotak bekal yang memang Melda buat untuk Aidan makan siang. Siapa yang menyangka jika pria itu ternyata harus pergi ke tempat lain. Mungkin makanannya akan sedikit terasa dingin.

"Capek banget, ya?" tanya Melda menyodorkan kedua benda yang berada dalam genggaman tangannya.

Aidan menggeleng pelan seraya membuka air yang gadis itu bawa untuknya.

"Makasih ya, Mel," kata Aidan mengusap pelan puncak kepala Melda.

Melda tersenyum kecil mendapatkan kelembutan dari pria di sampingnya. Kemudian gadis itu membukakan kotak bekal berisi nasi goreng dengan omlet yang menghiasi bagian atas kepalan nasi tersebut.

"Aku masakin kamu nasi goreng, tapi kayaknya udah dingin, Aidan."

Aidan memperlihatkan tatapan bangganya kepada sang terkasih. Gadis ini terlihat sangat perhatian dan tulus. "Wah, seneng deh sekarang ada yang masakin," kekeh Aidan masih memainkan helaian rambut Melda yang menutupi wajahnya karena ia sedikit menunduk.

"Genit," balas Melda mencubit perut kekasihnya.

"Masa gak boleh genit sama pacar sendiri," kata Aidan membela diri.

Melda hanya tersenyum kecil lalu menaruh sendok itu di atas nasi. Ia menggeser kotak bekal sampai di hadapan Aidan, berharap pria itu menyukai masakannya.

Aidan merasa ada yang aneh dari ekspresi Melda. Ia membenarkan duduknya lalu menatap Melda dari samping.

 "Kamu kenapa?" tanyanya menangkap tangan Melda yang sedari tadi gadis itu taruh di atas meja.

"Kenapa apanya?" tanya Melda kembali.

"Mukanya keliatan badmood gitu," balas Aidan mengungkapkan kecurigaannya.

Melda memilih untuk tidak mendengarkan kekasihnya. Ia hanya sedang menata hati dan berusaha agar tetap tenang.

Aidan menangkup pipi Melda dan menggoyangkannya pelan. "Tuhkan, tuh liat! Badmood banget kayaknya."

Melda melepaskan cubitan Aidan. "Apaan sih? Enggak, Aidan," katanya dengan penuh kesabaran. "Pipi aku sakitkan jadinya."

Aidan terkekeh pelan, ia gemas sekali melihat wajah menyedihkan Imelda Maheswari. Selalu saja wanita ini memberikan hal ajaib padanya dan mampu membuat Aidan menyunggingkan senyum.

"Maafin aku ya," kata Aidan seraya mengusap pipi yang tadi ia permainankan itu.

"Keuwuan number one in Treksa jatuh kepada pasangan Jeng jeng jeng...." Aldi dan Zaki yang baru saja masuk ke dalam kelas tidak tahan untuk tidak mengganggu pasangan yang awet romantis itu.

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang