45. OSIS XX

433 136 164
                                    

"Gue kangen sama lo," lirih seorang murid perempuan yang terduduk di salah satu bangku taman, Treksa.

Tempat ini mengingatkan ia pada waktu dimana keduanya saling tatap lalu meributkan bentuk awan juga dimana ia sering menunggui pria itu melukis alam.

Kepergian Angga terlalu cepat, membuat Suci kesulitan untuk move on. Dari sekian banyak pria yang berhubungan dengannya, Angga adalah pria paling istimewa yang sangat menghargai Suci sebagai seorang wanita tomboy.

Suci masih mengenakan seragam taekwondonya, karena ia datang seusai ia melatih juniornya di sanggar. Tidak, bahkan latihannya belum selesai. Ia melarikan diri karena merasa tidak bisa konsentrasi. Terlalu banyak tempat yang mengingatkan Angga padanya.

Ditinggal oleh orang terkasih membuat ia kesulitan beradaptasi.

Tanpa sengaja ia melihat teman sekelasnya, Zahra, tengah berlarian menenteng tasnya ke arah jalan menuju pergudangan yang sudah tidak terpakai.

Alis Suci mengerut seakan menebak tentang apa yang tengah terjadi pada temannya.

Belum sempat ia menyimpulkan, ada tiga murid lainnya ikut berlarian di belakang Zahra yang sepertinya lebih mirip seperti mengejar dibandingkan sedang lomba berlari.

Menyadari hal tersebut, Suci segera bangkit dan meraih tasnya lalu mengejar Zahra di urutan paling belakang.

***

Zahra terengah-engah dan menghentikan pelariannya yang ternyata hanya berujung ia terjebak dalam gudang kosong tak berpenghuni.

Gadis gila itu, tiba-tiba saja menganggu waktu belajarnya dan menuduh Zahra yang tidak-tidak. Padahal, ia berlari pun bukan karena rasa takut. Ia hanya terlalu malas meladeni mereka yang kemungkinan besar bisa menyeretnya ke ruang BK jika lepas kendali.

Ternyata, ketiga orang tadi masih enggan untuk meninggalkan Zahra sendirian. Mereka ikut masuk ke dalam gudang, mencari Zahra yang tengah berjongkok di balik tumpukan kardus.

"KELUAR LO!"

"Murid bar-bar!" umpat Zahra pelan.

"Cewek sok pinter, perebut pacar orang!"

Perebut pacar orang katanya. 

Zahra bahkan tidak tahu siapa pacar perempuan berambut pendek itu.

"Pasti dia ada disini!"

"Gue liat dia masuk ke sini"

Sebenarnya, ia tak terbiasa menghadapi wanita bar-bar. Mereka bisa saja nekat melakukan apapun.

"Ketemu!" seru salah satu dari mereka yang telah berdiri di belakang Zahra.

Sial!

Dengan terpaksa, Zahra membalikan badan dan bangun dari duduknya. Sepertinya ia memang harus menghadapi murid gila ini.

"Gue gak tau siapa pacar lo."

 Salah satu dari mereka menjambak rambut Zahra sampai gadis itu meringis kesakitan.

"Aw!"

"Sakit? Lebih sakit mana sama hati gue yangdiputusin Dirga gara-gara cewek freak kayak lo? HAH!" 

"Itu bukan urusan gue!" desis Zahra menahan sakit di kepalanya. Tangannya berusaha melepaskan tangan lain yang dengan seenaknya mendaratkan jambakan di kepala Zahra.

"Lo itu penyebab gue diputusin!" serunya lagi.

"Gue bahkan gak tahu kalo Dirga pacar lo," ketus Zahra tidak mau kalah.

Semua Tentang Kita (STK) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang