***
Aidan Abhivandya Mahardika, sosok lelaki yang tegas dambaan seluruh murid Treksa. Baik itu murid laki-laki ataupun perempuan. Aidan dinilai sebagai definisi pria yang sempurna. Sang penerus Mahardika dengan segala kepiawaiannya mengambil perhatian orang banyak.
Hidup sekali, mati sekali, jatuh cinta sekali dan menikah pun hanya sekali. Prinsip dasar kehidupan seorang Aidan Mahardika. Itu berlaku untuknya hingga saat ini dan di masa yang akan datang. Aidan masih berpegang teguh akan hal itu.
Takada seorang perempuan pun yang berhasil merenggut seluruh perhatian Aidan sampai ia bertemu dengan salah satu murid Treksa yang satu angkatan dengannya.
Gadis baik, berparas cantik. Memiliki popularitas yang sepadan tetapi tidak pernah meninggi. Setiap senyuman yang terpancar dari wajahnya membuat ia ingin menyembunyikan gadis itu hanya untuk Aidan sendiri.
Tak hanya merenggut seluruh perhatian Aidan, gadis bernama lengkap Imelda Maheswari itu juga telah berhasil menaklukan sifat keras kepala seorang Aidan yang selama ini sering dikeluhkan oleh adik kandungnya sendiri. Ia mengakui jika Melda mampu mengatakan apa yang tidak mampu orang lain katakan kepadanya.
Namun saat ini, hubungan keduanya tengah berada di ujung jurang. Tidak ada lagi perkembangan di antara keduanya, tepat di saat Aidan memutus komunikasi secara terang-terangan.
Hubungan mereka terus mengalami kemunduran sampai merenggang meski pada malam terakhir mereka bertemu, Aidan harus dirawat karena melindungi gadis kesayangannya.
Aidan takut jika Melda terus mengurai kebohongan lain untuk menutupi kebohongan di awal pertikaian. Ia tipikal orang yang sulit untuk percaya setelah dikhianati sekecil apapun bentuknya.
Pepatah mengatakan, Better to get hurt by the truth than comforted with a lie. Ia hanya ingin gadis itu jujur padanya tanpa membuat alasan apapun. Akan rentan suatu hubungan jika ada kebohongan kecil di dalamnya. Karena kebohongan itu akan terus melebar hingga ia terbiasa. Terbiasa menganggap kebohongan kecil adalah suatu hal yang sepele.
Raut wajah Aidan sedang tidak baik. Pagi tadi ia terpaksa tidak masuk sekolah karena Aileen kembali masuk UGD. Ia kembali terserang asma akut yang selama ini menghantui hidupnya. Bahkan, orang tua mereka terpaksa pulang dari dinas luar kota karena kondisi adiknya yang mengkhawatirkan.
Pemilik asma akut itu memang rentan sekali jatuh sakit. Aidan tidak tidur semalaman hanya untuk menemani Aileen. Darel kekasih adiknya juga ikut begadang bersamanya. Ia bahkan hampir menertawakan tingkah Darel yang tergesa-gesa mengetahui Aileen masuk rumah sakit. Ekspresi yang membuat Aidan ingin muntah saja ketika melihatnya. Ekspresi sang petarung yang sedang bucin.
"Ai, kamu pulang aja dulu. Biar Mama yang jaga Aileen," ucap seorang wanita berusia empat puluhan menyentuh pundak Aidan yang sedang bersender di sofa. Raut wajah puteranya terlihat begitu lelah.
Aidan melirik sebentar ke arah ibunya. "Tapi kan Mama baru sampe. Istirahat aja dulu. Aidan pulang agak sorean," Ujarnya merasa khawatir karena orang tuanya baru saja sampai dari luar kota. Dan baru duduk kurang lebih lima belas menit.
"Mama udah banyak tidur kok di jalan. Kamu pulang, ya. Mata kamu udah item banget. Jangan lupa mandi!" balas Mama meledek Aidan yang belum mandi dari pagi.
Aidan terkekeh pelan. Entah kapan terakhir kali ia mengobrol ringan dengan ibunya yang sibuk itu. Tetapi Aidan selalu mensyukuri apapun yang ia terima. Karena kasih sayang orang tuanya diungkap tidak hanya melalui intensnya pertemuan mereka melainkan melalui hal kecil lainnya seperti chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tentang Kita (STK) ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI -78 CHAPTER. Kalian tahu apa yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan? Mengenang. Yah, proses mengenang adalah hal terburuk yang pernah ada. Karena mengenang selalu menyeret k...