216 - Kajian Subuh

318 97 20
                                    

.

.

Nabi Muhammad  ﷺ dimasukkan nur-nya ke sulbi orang-orang yang tidak pernah menyembah berhala.

Tidak ada satupun nenek moyang Rasulullah yang pernah menyembah berhala.

.

.

***

Maryam membakar buhur dan mengipas-ngipas potongan kayu gaharu hingga nampak nyala apinya.

Asap putih yang wangi, menguar di udara. Wanita berparas cantik berdarah Eropa itu, menyerahkan sebuah tempat buhur dari kayu, kepada suaminya.

Sebuah tempat buhur lainnya, dibawa Maryam. Arisa berjalan mensejajari Maryam, dengan menggandeng Raihan di sisi kanannya. Di waktu sepagi ini selepas Subuh, Raihan sudah mandi dan rapi dengan baju koko dan celana panjang putih.

Yunan berjalan paling depan. Jubah berwarna pasir, melapisi gamis putihnya. Ujung sorban putihnya menyentuh pundak.

Di belakang Yunan, Zhafran membawa kitab dan buhur. Yunan dan Zhafran masuk ke masjid melalui tengah, sementara Arisa, Maryam dan Raihan, berbelok menyusuri teras kanan, lalu masuk ke area akhwat. Arisa membuka cadarnya dan menebar senyum pada para jama'ah wanita. Para ibu-ibu dan remaja putri, berebut menyalami Arisa dan Maryam. Mereka sudah mengenal Maryam lebih dulu, sebagai istri Ustaz Zhafran yang biasa membawakan kajian ba'da Subuh. Sementara mereka baru mengenal Arisa dua hari belakangan ini, sebagai istri dari Syeikh Yunan yang memimpin salat jenazah Syeikh Abdullah. Maryam mengoper buhur hingga semua jama'ah wanita menghidu wewangian gaharu.

Jama'ah ikhwan berdiri sebagai penghormatan, saat Yunan dan Ustaz Zhafran memasuki ruangan.

Yunan duduk di pelataran kayu, dengan sebuah meja pendek di depannya. Zhafran meletakkan kitab di atas rekal, sebelum duduk bersila di barisan terdepan dan meminta jama'ah menggilirkan buhur hingga ke baris paling belakang. Menyamakan wewangian.

Yunan mengucap salam, dan salam itu dibalas oleh para jama'ah.

“Allaahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin miftaahi baabi rohmatillaah ‘adada maa fii ‘ilmillaah sholaatan wa salaaman daa imaini bidawaami mulkillaah, wa'ala alihi wa shohbihi wa man walah. Amma ba'du."

(Ya Allah berilah rahmat dan salam kepada pemimpin kami Nabi Muhammad serta para keluarga beliau, beliau adalah kunci rahmat Allah, rahmat serta salam sebanyak sesuatu yang berada dalam pengetahuan Allah, rahmat serta salam yang selamanya tercurah dengan kesenantiasaan kerajaan Allah, dan kepada keturunannya, para sahabatnya dan para pengikutnya. Adapun selanjutnya ... )

Kalimat muqoddimah (pembuka) ceramah yang merupakan bagian dari shalawat miftah Habib Ali Al Habsyi, diucapkan Yunan di depan mic.

"Para Nabi berjumlah 124.000. Ada 313 Rasul. Kedudukan para Rasul itu, lebih mulia.

Sementara yang wajib dihapal, ada 25 Nabi dan Rasul. Kedudukan 25 Nabi dan Rasul ini, lebih mulia. Yang lebih mulia lagi, adalah empat Nabi dan Rasul, yang disebut Ulul azmi.

1. Nabi Muhammad  ﷺ

2. Nabi Ibrahim 'alaihi salam.

3. Nabi Musa 'alaihi salam.

4. Nabi Nuh 'alaihi salam.

Dan di antara empat Nabi dan Rasul yang saya sebutkan tadi, yang paling mulia adalah Nabi Muhammad."

"Shalallahu'alaihi wa sallam," sahut para jama'ah.

"Allah mengutus Nabi dan Rasul sebagai mubasysyirin. Pengingat, pembawa kabar baik, dan sekaligus sebagai mundzirin, atau pembawa peringatan.

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang