.
.
"Ini 'kan saksi cinta kita, sayang."
"Halah gombal."
.
.
***
"Hai, Oppa Ilyasa."
Raesha melihat dirinya di masa lalu. Gadis kecil yang genit dan nakal itu, nekat memakai jumpsuit super pendek, hanya untuk membuat Ilyasa kapok di hari pertamanya mengajar mengaji. Ilyasa sendiri, sempat menolak mengajar Raesha, karena semestinya Raesha diajar oleh ustadzah. Namun karena ulah Raesha, beberapa ustadzah angkat tangan, menyerah mengajarinya. Begitu Yoga meminta Ilyasa lagi, memohon agar Ilyasa mau mengajari Raesha, Ilyasa merasa tidak tega melihatnya, terutama setelah melihat Yoga kurusan karena banyak pikiran, memikirkan hubungan antara Raesha dan Yunan.
Ilyasa ternganga syok, melihat pakaian minim Raesha di sesi pengajiannya.
"Lama tak jumpa, Oppa. Kamu kangen aku?"
Raesha menaikkan kakinya ke atas meja, lalu disusul kaki lainnya yang saling bertumpu santai seolah dirinya sedang berlibur ke pantai.
Mata Ilyasa melotot. Tersadar kitabnya ada di meja, dia refleks memeluk kitab-kitabnya dan menjungkirbalikkan meja hingga Raesha jatuh terjengkang dan berteriak.
"A-Apa-apaan kamu?? Udah gila, ya? Untung aku gak sampai luka!!"
"Kamu yang apa-apaan! Mana ada orang ngaji pakai baju kayak begitu?? Dan berani-beraninya kamu menaikkan kaki di meja, tempat aku meletakkan kitab-kitab ini, yang dikarang oleh orang-orang sholeh! Dasar perempuan gak tahu adab!!"
"Cuma gara-gara itu?? Kamu menjungkirbalikkan meja cuma gara-gara menurutmu aku tidak adab dengan pengarang kitab-kitab itu??"
"Sungguh tidak pantas, memakai pakaian seperti itu untuk mendengarkan kalam ulama. Memangnya kamu pikir kamu mau nongkrong di mall??"
"Suka-suka aku mau pakai baju apa!"
"Minta maaf!"
"Hah? Minta maaf? Sama siapa? Sama kamu?"
"Minta maaf pada ulama pengarang kitab-kitab ini!!"
"Hih males banget! Kalau aku gak mau minta maaf, kamu mau apa?"
Sesuatu seperti palu berbulu, mendadak dipukul-pukulkan Ilyasa ke kepala Raesha.
BUK! BUK! BUK!
"MINTA MAAF!! CEPAT!! KALAU TIDAK MAU, AKU AKAN MEMUKULMU TERUS!!"
"AAAAA!!!! DASAR ILYASA SINTING!! PAK BASTIAN!! TOLONG AKU, PAAK!!"
.
.
Raesha menghalau wajahnya sambil mengigau berteriak. Ia terkejut saat menemukan palu mainan Ilyasa ada di atas tubuhnya.
Hah?? batin Raesha. Kok mainan palu ini bisa ada di atasnya? Biasanya 'kan dipajang di rak atas.
Raesha duduk di tepi ranjang, sambil geleng-geleng kepala. Kenapa tiba-tiba mimpi masa lalu, pas dirinya pertama kali diajar mengaji oleh Ilyasa?
Selepas mengantar suaminya ke studio, Raesha mengajar di madrasah, lalu pulang ke rumah, makan siang bareng anak-anak. Anak-anak balik ke sekolah lagi. Lalu Raesha merasa mengantuk sangat, dan memutuskan ingin tidur sejenak.
Ia melihat jam dinding. Terkejut saat melihat rintik hujan di luar jendela. Tadi siang panas banget padahal. Sekarang tiba-tiba hujan. Sebaiknya dia bersiap-siap. Cuci muka, sebelum jam ngajar berikutnya, sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI EXTENDED
SpiritualitéRaesha sudah menerima khitbah Ilyasa. Keduanya saling mencintai, tapi Ilyasa masih merasa, calon istrinya itu masih menyimpan rasa pada Yunan, kakak angkat Raesha. Dan sekali pun Yunan sudah punya istri bernama Arisa, dan putra bernama Raihan, Ilya...