209 - Makan Malam

356 100 32
                                    

.

.

"Iya, tapi dia bukan anakmu! Nanti insyaallah kita bikin yang lebih imut!"

.

.

***

"Rae," panggil Erika dari luar pintu kamar Raesha.

"Ya, Bu?" sahut Raesha bergegas membuka pintu.

"Makanan sudah di meja. Baru ada Ibu sama Kak Yunan, sih. Arisa lagi mandiin Raihan. Eyang masih di kamar sama Adli. Ayo siap-siap makan malam."

"Iya, Bu," kata Raesha sebelum mengambil jilbab dan ponselnya.

"Tumben mau makan bawa hape segala," komentar Erika saat berjalan dengan Raesha di koridor menuju ruang makan.

"Iya. Disuruh sama --," Raesha nyengir setelah mengucap dua patah kata itu, yang direspon ibunya dengan kerlingan mata.

"Doh. Ilyasa anak angkat padahal, tapi kelakuannya persis Ayahmu."

Raesha tertawa geli.

Raesha berpura-pura tegar, tersenyum di depan Yunan yang sedang duduk di kursi makan. Yunan nampak lebih segar setelah mandi. Rambut poni Yunan yang kini dipotong pendek, agak basah, berkilau terkena sinar lampu gantung.

Yunan membalas senyum Raesha, membuat debaran dada Raesha menggila. Gawat ini! Apa Kak Yunan dan keluarganya selamanya akan tinggal di rumah ini? Dalam hati Raesha berharap Ilyasa cepat kembali, supaya mereka bisa menikah dan dia bisa keluar dari rumah ini segera!

Erika duduk selisih dua kursi dari Yunan. Raesha duduk di seberang ibunya. Sengaja tidak duduk persis berseberangan dengan Kak Yunan. Bisa-bisa dia jantungan dibuatnya.

"Kamu sudah lulus, Rae?" tanya Yunan.

"Sudah, Kak," jawab Raesha sebelum tertunduk malu.

"Kok Kakak gak dikasih tahu kalau kamu udah lulus? Kapan wisudanya?" tanya Yunan sambil melirik Erika.

"Em ... itu, soalnya Ibu pikir, nanti juga kamu 'kan bakal ke sini. Jadi dikasih taunya baru sekarang, deh," jelas Erika nyengir.

"Ada foto wisudanya?" tanya Yunan sambil melihat sekeliling dinding.

"Ada, tapi belum dicetak. Yang di hapemu masih ada, Rae?" tanya Erika.

"Oh? Iya. Ada. Sebentar," Raesha mencari-cari foto itu di folder galeri, lalu memberikan ponselnya pada Yunan.

Sekejap, kulit tangan mereka bersentuhan. Muka Raesha merah padam.

"M-Maaf," gumam Yunan yang juga nampak malu.

Fix Oppa jangan sampai tahu kalau tangannya dan tangan Kak Yunan bersentuhan tak disengaja! Oppa bakal ngamuk maksimal kalau tau!! batin Raesha dalam hati.

Yunan terdiam melihat foto wisuda Raesha. Raesha nampak luar biasa cantik dan anggun dengan brukat dan jilbab emas itu.

Arisa datang dengan Raihan.

"Aku mau duduk sama Tante cantik!" kata Raihan sambil menunjuk Raesha.

"Raihan! Jangan ganggu Tante Raesha!" kata Arisa yang tetap mengenakan cadar meski di ruang makan. Berhubung pelayan laki-laki berseliweran di mana-mana di rumah ini, dia tidak berani membuka cadarnya.

"Gak apa-apa, Kak. Sini, Raihan! Sama Tante!" ajak Raesha membentangkan tangan.

Raihan berlari ke arah Raesha dan duduk di pangkuan Raesha.

"Ya ampun Raihan. Baru kenal, udah nemplok aja," kata Arisa. Arisa dan Erika tertawa.

Dana dan Adli datang.

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang