394 - Jantan

231 56 13
                                    

.

.

"Bilang padanya, jadilah lelaki jantan dan cerita padamu tentang masa lalu kami."

.

.

***

"Assalamu'alaikum," sapa seorang wanita yang bersuara serak, melalui sambungan telepon ke acara live.

"Wa'alaikum salam. Dengan Ukhti siapa namanya?" tanya MC lelaki pembawa acara.

"Saya ... hamba Allah," jawab sang penelepon. Pertanda dirinya tidak nyaman jika jati dirinya diungkap di acara live televisi.

"Oh baik. Ingin bertanya pada siapa, Ukhti? Ustaz Malik atau Ustadzah Raesha?" tanya lelaki yang menjadi MC pembawa acara.

"Saya ingin bertanya pada Ustadzah Raesha."

"Baik, silakan pertanyaannya, Ukhti," ucap si pembawa acara.

Raesha tersenyum disorot kamera studio.

"Terima kasih. Assalamu'alaikum, Ustadzah Raesha."

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh. Silakan, Ukhti," sahut Raesha.

"Begini, Ustadzah. Saya baru bercerai dengan suami saya."

Kalimat pembuka itu membuat air muka Raesha berubah menunjukkan simpati.

"Saya ikut prihatin, Ukhti," ucap Raesha dengan suara lirih.

"Terima kasih, Ustadzah. Kami sudah menikah selama sepuluh tahun dan punya seorang putri. Belakangan saya akhirnya tahu bahwa dia selingkuh di belakang saya dengan teman kantornya. Dan wanita selingkuhannya itu, adalah wanita bersuami dan juga punya satu anak."

Raesha mengangguk, masih dengan mimik iba. Kejadian miris semacam ini, makin marak di akhir zaman. Sangat menyedihkan.

"Jadi, keduanya saat berselingkuh, masing-masing sudah punya pasangan halal. Pertanyaan saya --"

Raesha seperti ingin menangis saat mendengar sang penelepon terisak. Beberapa jama'ah wanita di studio, bahkan ada yang tertular tangisnya.

"Di mata saya, mereka berdua sepertinya hidup bahagia. Padahal mereka sudah menghancurkan hidup saya, hidup putri saya! Apakah ... orang yang merebut pasangan halal orang lain, bisa tetap hidup bahagia? Itu saja, Ustadzah. Maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang berkenan. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh," sahut Raesha. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab.

"Bismillahirrahmanirrahiim. Baik. Jika ada lelaki dan wanita yang masing-masing sudah memiliki pasangan halal, lalu keduanya memilih berselingkuh sehingga mengakibatkan rumah tangga keduanya berantakan, lalu keduanya akhirnya menikah, apakah pernikahan mereka akan bahagia?"

Jama'ah semua terdiam menunggu kelanjutan jawaban Raesha.

"Demi Allah tidak akan bahagia!" ucap Raesha penuh keyakinan.

"Kenapa?? Karena itu bukan cinta! Itu hawa nafsu!!" ucap Raesha lantang.

Malik merasa bulu kuduknya meremang. Dia yakin bukan hanya dirinya yang merasa seperti ini. Keyakinan Raesha yang sangat kuat, yang membuat hati bergetar mendengar jawabannya. Sekaligus, jawaban Raesha membuat Malik merasa perlu mencari cermin untuk melongok hatinya sendiri. Adakah dia murni cinta pada Raesha, atau hanya hawa nafsu semata?

"Dan hawa nafsu jika terlihat bahagia di dunia sekalipun, pasti akan sangat susah di akhiratnya kelak. Karena orang yang mengganggu rumah tangga orang lain, dia akan kualat dan akan terjadi pada anaknya." (1)

ANXI EXTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang