ᮘᮘ᮪ |᮱᮶| : Sudahlah

32 6 1
                                    

"Wah, Erika kamu cantik banget!"

"Kayak boneka!"

"Bagi rahasianya dong!"

Begitulah seruan orang-orang yang sibuk mengagumi kecantikan sangat murid pertukaran pelajar itu. Tak berbeda dengan yang lain Arya juga nampak sangat memperhatikan gadis itu.

Hal itu membuat Naditya hanya dapat mengatupkan bibirnya diam. Sepertinya beberapa hari yang lalu itu hanya perasannya saja. Lagipula Naditya sudah pasti kalah dibanding dengan Ericha.

Sesaat kemudian gadis itu beranjak dari duduknya. Hal tersebut tentu saja membuat Arya yang menyadarinya ikut menoleh kearah Naditya.

"Kemana?" tanyanya.

Naditya menjawab dengan nada acuh tapi masih terkesan menghormati lawan bicara. "Ke perpus!"

Saat langkah pertama Naditya baru tercipta, Arya tiba-tiba bangkit dari duduknya. Tapi, Naditya acuh tak acuh beranjak pergi. Begitu pula Arya yang berjalan mengikuti gadis itu.

Ericha yang tak sengaja melihat itu ikut melihat kemana Arya pergi, membuat orang-orang disekelilingnya yang menyadari kemana arah mata Ericha tertuju langsung berdecak gemas.

"Mmmm... CP kelas mau kemana tuh?"

"CP?" tanya Ericha.

"Ah... Gue lupa kasi tau lo, mereka tuh couple kelas kita." jelas seorang murid para Ericha.

Ericha melihat kedua itu pergi. Sampai akhirnya mereka benar-benar keluar dari kelas itu.

"Lucu banget, ngga sih mereka?!" komentar salah satu dari mereka.

"Iya anjir... Gemesin!"

"Satu hal terlangka di dunia. Cool boy ngejar good girl."

"Bener-bener, biasanya Cool boy itu kek gengsinya gede gitu. Tapi, Arya beda. Makanya mereka itu gemes."

Ericha diam-diam menahan amarahnya. Tangannya yang tersembunyi di bawah bangku mulai mengepal. Pikirnya, orang-orang ini apakah tidak memiliki pekerja sampai berkata seperti itu?

"Ca!" panggil seseorang yang membuat Ericha langsung melihat kearah orang yang—ia rasa memanggilnya itu.

Matanya langsung menangkap sosok Firas dan Tahula yang tengah tersenyum simpul padanya.

"Kayaknya ada yang perlu kita omongin deh bentar," ucap Firas.

Orang-orang yang berkerumun di bangku Ericha sontak saja terkejut dengan kedekatan antara Ericha dan dua lelaki itu. Kalau begitu bukankah itu berarti Ericha juga kenal dekat dengan Arya. Sontak, mereka langsung merapatkan mulut mereka.

Bahkan mereka yang tadi membahas Arya dan Naditya tadi langsung pergi darisana dan pura-pura sibuk sendiri.

Ericha hanya mengangguk dan ikut beranjak bersama dua orang itu. Entah mengapa aura mendominasi mengguar dari diri Ericha sehingga mereka melihat bahwa Firas dan Tahula nampak merendahkan diri mereka di depan Ericha. Contoh kecilnya yaitu saat Ericha dengan anggunnya berjalan di depan mereka, dan kedua lelaki itu berjalan dibelakangnya.

Kanaya nampak diam-diam menatap penuh selidik mereka. Ia bahkan sesekali nampak curi-curi pandang dengan sangat serius.

"Ra, gue serius sekarang. Dika dimana?"

"Diajak tanding basket." jawab Hara acuh tak acuh. Ia nampak masih memainkan game di handphonenya dengan semangat.

"Ok, thanks!" kata Kanaya seraya menepuk pundak lelaki itu dua kali, sebelum ia pergi dari kelas itu.

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang