ᮘᮘ᮪ |᮱᮷| : Antara Ericha dan Arya

28 5 5
                                    

Setelah pulang dari mall saat itu, Sankara keluar dari rumahnya. Di dalam sangat bising dengan percakapan empat anak muda yang tengah mengerjakan tugas makalah itu, mereka juga nampak sesekali membahas tentang rencana camp mereka. Sampai Sankara sendiri merasa diasingkan. Jadi beginilah dia keluar mencari angin sendiri sambil menyesap teh hangat.

Suara tawa tiba-tiba saja terdengar sesaat kemudian. Ternyata itu adalah bu Nias yang diam-diam juga keluar, bukannya kenapa. Hara dan Kanaya terlalu sibuk menjahilinya sampai akhirnya Nias memutuskan untuk keluar, yah sekalian menemani pria paruh baya yang tengah menyesap tehnya itu.

"Kenapa keluar?" tanya Sankara, keheranan.

"Kakak ipar, emangnya mau digangguin Naya sama Hara?" lempar Nias seraya duduk di samping Sankara.

Sankara hanya menanggapinya dengan cengengesan. Ia tak habis pikir dengan Nias sebenarnya. Tangannya kembali membawa gelas tehnya ke mulutnya. Dia kembali menyesap teh itu.

Nias bersedih setelah melihat hal itu, "udah tau dingin, malah keluar. Minum teros, tehnya minum teros!" sindir Nias.

Sankara dengan santai meletakkan tehnya. "Kamu aja yang nggak tau caranya nyantai."

"Nyantai style bapack-bapack!" Nias menggelengkan. "Tidak level!"

"Udah tua gini, Aku masih ganteng btw."

Pernyataan itu sontak membuat mata Nias menyipit kearah Sankara. Kakak iparnya ini bisa narsis juga ternyata. Tapi, boleh jujur, diusianya yang menginjak kepala tiga hampir kepala empat ini, nampak masih awet muda. Seakan sel-sel di wajahnya menolak tua.

"Hmmm... Aku ngalah deh, nggak baik nge debat orang tua."

"Ish..." desis Sankara, meski akhirnya dia tetap menanggapi omongan Nias sebagai candaan. Begitu juga Nias yang nampak senang menggoda Sankara.

Lelaki itu kembali menyesap tehnya dengan santai. Kemudian Nias tiba-tiba memutar kepalanya dan bertanya dengan semangat pada Sankara.

"Tadi gimana di mall?"

Sankara mematung.

Mendapat reaksi itu Nias tentu saja kebingungan. Kenapa tiba-tiba ekspresi Sankara berubah sangat serius? Padahal mereka baru saja bercanda tadi.

"Sankara?" panggil Nias.

Sankara secara perlahan menurunkan gelas tehnya dan memegang gelas itu di pangkuannya.

"Aku ketemu dia," gumamnya tiba-tiba.

Nias kebingungan. "Ketemu siapa?" tanyanya.

"Bangsa manusia harimau putih." jawabnya serius.

Sebenarnya Naditya sedang memikirkan kenapa Ayahnya melarangnya dekat dengan Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Naditya sedang memikirkan kenapa Ayahnya melarangnya dekat dengan Arya. Tapi, pemikiran Sankara memang sulit untuk ditebak. Ditambah Sankara bukan tipe orang yang mudah memberikan Naditya izin untuk berteman

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang