"Arya?" gumam Naditya tanpa sadar.
Lelaki itu melenguh dan mengganti posisinya hingga terlentang, matanya sedikit demi sedikit terbuka, melihat Naditya yang tertegun sambil menatapnya.
"Apa liat-liat?" tanya Arya. Ia juga nampaknya belum sadar jika ia berubah.
Naditya yang tersadar mengalihkan pandangannya kesembarang arah. Wajahnya memanas entah kenapa, pikirannya bahkan kalut luar biasa. Apakah tadi dia baru saja memperhatikan lelaki itu dan terpesona padanya?
"Lo..." tunggu Arya tersadar akan sesuatu, begitu juga dengan Naditya.
Begitu Naditya menaruh perhatiannya kembali pada Arya. Ia menemukan fakta bahwa Arya telah mengetahui kondisinya. Arya tersenyum tipis.
"Gue BER..." saat Arya hendak berteriak Naditya langsung membekap mulut lelaki itu. Arya yang belum siap dengan terjangan Naditya runtuh hingga tertidur kembali, sementara Naditya jatuh diatas tubuhnya.
Naditya nampaknya masih belum menyadari posisi mereka. Ia masih was-was jika ayahnya mendengar suara Arya tadi. "Ssttt... Jangan berisik anjir, kamar bokap gue di sebelah," bisik Naditya.
Sayangnya ucapan itu malah membuat Arya gugup sendiri. Pipinya memanas secara otomatis. Jantungnya juga berdegup kencang. Ia bahkan menelan salivanya. Matanya diam-diam melirik Naditya yang sangat fokus pada pintu kamarnya.
Naditya ternyata tak seburuk yang dibayangkan. Ia benar-benar memiliki wajah ayu seperti putri. Tak salah jika ia menyandang gelar keturunan agung. Dia benar-benar mempesona.
Arya melepaskan bekapan tangan Naditya, yang membuat Naditya langsung menatapnya garang. Tapi, begitu bekapan itu terlepas. Arya langsung berkata, "Nad, lo tau, posisi ini bahaya?"
Detik itu juga Naditya tersadar. Ia tanpa aba-aba langsung melepaskan tangannya dari Arya dan berdiri dari kasurnya. Sementara Arya langsung mengambil posisi duduk.
"Lo... Lo tidur lagi aja!" ujar Naditya gugup, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri hal bodoh apa tadi?
"Oke!" jawab Arya singkat, ia masih bertingkah angkuh meskipun jantungnya masih berdetak tidak karuan.
Masih dengan perasaan yang campur aduk Naditya kembali berkata, "gue mandi dulu!" katanya setelah akhirnya menemukan handuk yang tergantung di dinding.
Arya hanya bergumam sebagai jawaban. Tanpa kembuang waktu Naditya langsung berlari tanpa peringatan menuju kamar mandi.
Begitu kamar mandi tertutup. Arya langsung terkekeh geli. Melihat Naditya se salting itu entah kenapa membuatnya tersenyum senang. Tapi, tunggu Arya kenapa kamu sesenang itu? Ini kesempatan kamu untuk mengambil cincin itu dan pergi. Bukankah begitu? Kenapa sekarang menjadi tidak rela?
Sadar Arya!
Ok, lupakan hal itu. Sekarang pikirkan bagaimana caranya bisa tiba-tiba jadi kucing seperti kemarin? Mungkin saja bila itu terjadi di masa depan ia bisa mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru & Harimau Putih
FantasíaSemenjak peperangan itu pecah, Keturunan kerajaan Sendang Rani menjadi target orang-orang kerajaan Jayakarsa. Mereka mengincar Keturunan dari Raja Narawangsa yang lahir di hari jum'at kliwon karena di percaya dapat membuka Lawang Agung hingga mereka...