ᮘᮘ᮪ |᮲᮹| : Rencana

28 6 1
                                    

Arya menatap tangan itu sendu. Ia tak kunjung mendapat jawaban dari Naditya. Jadi, ia simpulkan bahwa itu adalah benar.

"Maaf!" katanya tiba-tiba.

Naditya terkesiap kaget spontan juga ia menarik tangannya dan menyembunyikan tangannya itu di belakang punggungnya. Ia menggeleng seraya terkekeh kecil.

"Nggak, ini karena sampel tanaman putri malu. Sans aja!" Naditya mengacungkan sampel putri malu ditangannya untuk membuktikan ucapannya.

Arya memicingkan matanya curiga.

"Terus lo obatin gue pake apa?"

Naditya yang tidak siap siaga karena sedang memasukan sampel putri malu ke saku bajunya spontan menjawab. "Akar putri malu."

"Nah kan!" todong Arya

Naditya yang todong langsung sadar. Ia menggelengkan kepalanya berusaha mengelak. Tapi Arya tetap tidak percaya.

"Lagian, lo baru dapet tanaman comfrey waktu itu," todong Arya lagi.

"Dih, gue kan bawa tas kecil."

"Dengan sampel yang segitu, cukup obatin gue sama nyisain buat tugas kelompok."

Glek...

Naditya tersudut ia tidak bisa mengelak tentang hal ini sekarang. Eh, tapi tunggu. Kapan Arya melihat ia membawa putri malu? Bukannya ia datang pas ngusir harimau?

"Wait! Lo ngikutin gue ke hutan?" tanya Naditya yang sekarang membuat Arya gelagapan sendiri. "Darimana lo tau gue baru dapet tanaman comfrey?"

Arya hanya mampu diam tak menjawab. Suasana seketika jadi hening. Begitupun dengan Naditya yang tidak berbicara apapun dan hanya menatap Arya curiga. Pikirannya kini dipenuhi segala macam perkiraan yang ia harap itu tidak benar.

Saat itulah suara getaran handphone menginterupsi. Naditya melihat layar handphonenya sekilas dan menemukan chat dari Kanaya.

YAYA

Lo masi di kls?

Butuh bantuan?

Gue otw sana nih

Sorry baru ketemu

Sans aja

Begitulah chat berakhir. Naditya langsung memasukan handphonenya ke saku roknya. Ia menatap Arya sekilas dan berkata, "gue duluan!" dengan nada suara yang dingin.

Begitu Naditya sudah berjalan menjauh Arya menghela napas kasar lalu menyisir rambutnya kebelakang. "Bangsat! Gue keceplosan!"

Arya menghantamkan jas sekolahnya acak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arya menghantamkan jas sekolahnya acak. Ia tak peduli. Firas dan Tahula hanya bisa saling memandang karena amarah Arya yang meledak-ledak itu. Mereka sendiri perlu waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa ini tidak apa-apa. Kita bisa cari alasan lain.

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang