Kejadian kemarin masih membekas di pikiran mereka. Arya sang putra mahkota yang angkuh tiba-tiba rela bersimpuh dan meminta maaf atas perbuatannya. Sungguh di luar ekspetasi mereka.
Tapi, yang membuat mereka lebih terkejut adalah sikap angkuhnya yang tidak berubah di hari ini seakan kemarin tidak pernah terjadi. Bukannya mereka tak paham dengan sikap ini. Mereka sangat paham.
Jika Arya tiba-tiba berubah itu akan mengundang rasa heran dari pihak kerajaan Jayakarsa. Mereka harus lebih berhati-hati, orang di belakang kejadian saat kelahiran Naditya belum sepenuhnya terungkap. Harusnya berperilaku seperti biasa mungkin tidak akan mengungkapkan kecurigaan mereka.
"Yang mulia, kenapa baru pulang sekarang?" tanya Firas setengah berbisik karena saat ini upacara hari senin tengah dilakukan.
"Apa yang mulia terluka?" tanya Tahula seraya mencoba memeriksa Arya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Arya menghela napas kasar. Membuat kedua orang itu langsung bungkam.
"Gue ngga papa," jawabnya singkat setelah sepersekian lama bungkam.
"Lo ngga pulang kemaren, Jangan-jangan Ki Pangrango ngelakuin sesuatu sama lo," tuding Tahula.
"Lo pikir apa yang bisa dia lakuin sama gue?"
Tahula gelagapan.
"Dan lagi-" Arya mengeluarkan cincin pengikat jiwa dari saku celananya yang membuat Tahula dan Firas berseru tak percaya bahkan mereka sampai di tegur oleh anggota PKS yang berdiri berjaga di belakang mereka.
Arya hanya dapat menggeleng tak habis pikir.
"Lo, lo, gimana bisa?" Firas yang cerdas bahkan kebingungan sendiri, sesekali ia melirik Naditya dan melihat cincin itu bergantian.
"Gue bakal jelasin tapi sebelum itu."
Arya tiba-tiba mengenggam tangan kedua orangnya itu dan menyalurkan energi spiritual. Hal itu membuat mereka kebingungan karena tidak merasakan efek apapun. Lantas ajian seperti apa yang sebenarnya Arya lakukan?
"Ajian kesetiaan, seharusnya cocok untuk kalian." ungkapan itu di iringi dengan setingai puas. Arya sendiri langsung melepaskan tangannya.
Mata Firas dan Tahula tak kuasa menahan diri untuk tidak terkejut. Apakah ini maksudnya Arya tidak percaya pada keduanya sampai ia mengikat mereka dengan ajian kesetiaan? Sebenarnya apa yang terjadi di padepokan sampai Arya meragu seperti ini.
"Yang mulia, ini... "
"Nanti gue jelasin!"
Sebenarnya Arya sendiri percaya pada mereka berdua. Keduanya sudah menemani Arya dari kecil bahkan melewati suka duka bersama. Tapi, setelah tahu pamannya menyembunyikan fakta jika kerajaan mereka berhubungan dengan kerajaan Sendang Rani, resah menggeryapi hatinya. Takut-takut ada orang yang berniat jahat di belakangnya dan menjadi pengkhianat. Jadi Arya mau tidak mau mengikat mereka dengan ajian kesetiaan, harapannya hanya satu, tidak ada pikiran di benak mereka untuk menjadi pengkhianat.
Penuturan jiwa ayahnya juga mendorongnya. Sayangnya untuk saat ini ayahnya bahkan belum tahu siapa yang menyebabkan permusuhan antara kerajaan Jayakarsa dan Kerajaan Sendang Rani. Tapi, ia menyuruh Arya untuk berjaga-jaga agar tidak terkecoh sepertinya dulu. Dulu bahkan dia tidak bisa menyelamatkan Gayatri dan berakhir terjebak di cincin pengikat jiwa ini.
"Yang mulia apakah kekuatan keturunan agung sudah benar-benar bangkit?" telepati Firas selanjutnya.
"Maksud lo?" tanya Tahula.
"Lo inget dulu Naditya bahkan pingsan beberapa saat setelah cincin ini di lepas, tapi melihatnya yang masih tegar berdiri di barisan depan, ngebuat gue mikir kalo energi spiritual Naditya udah bangkit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru & Harimau Putih
FantasySemenjak peperangan itu pecah, Keturunan kerajaan Sendang Rani menjadi target orang-orang kerajaan Jayakarsa. Mereka mengincar Keturunan dari Raja Narawangsa yang lahir di hari jum'at kliwon karena di percaya dapat membuka Lawang Agung hingga mereka...