ᮘᮘ᮪ |᮲᮸| : Ayo Berteman

39 7 0
                                    

Kembali saat bersekolah keesokan harinya. Mereka harus sedikit berdiskusi dengan Bu Nias lagi tentang laporan yang mereka tulis. Mungkin ada beberapa hal yang di takutkan kurang.

Rooftop perpustakaan menjadi tempat mereka berada sekarang. Bu Nias yang menyarankan hal ini. Katanya suasananya sangat bagus untuk mengerjakan tugas sekaligus bersantai.

Oh iya tentu saja tidak hanya mereka. Satu kelas Bu Nias anjurkan untuk berdiskusi bersama apa bila ada sesuatu yang belum di pahami agar jika mereka memiliki pertanyaan yang sama mengenai laporan penelitian itu, bu Nias bisa langsung menjawab keseluruhan.

Saat itu Naditya yang tengah memegang buku tiba-tiba membelalakan matanya kaget.

"Lo kenapa?" tanya Kanaya.

"Ada yang ketinggalan?" tanya Ranum selanjutnya.

Naditya mengangguk. "Iya, sampel tanaman putri malu ketinggalan di tas gue."

"Mau gue bawain nggak?" tawar Hara.

Naditya menggeleng. "Biar gue aja!" katanya seraya berdiri dari duduknya. "Mau sekalian nyari buku di bawah."

"Tapi, kaki lo!" Dhika menyerobot khawatir seraya melihat kaki Naditya. "Nggak nggak biar gue aja, lo tinggal bilang aja ke gue buku apa yang mau lo bawa?"

Naditya menggeleng sambil melambaikan dua tangannya. "Eh biar gue aja, dari tadi gue ngerepotin kalian bolak-balik ke bawah buat bawa buku." ia menjeda. "Lagian kaki gue udah hampir sembuh kok, sans aja."

"Tapi, Na..."

"Udah... Gue ke kelas dulu yah, bye!" potong Naditya yang langsung melarikan diri darisana.

Ia tahu mereka khawatir. Tapi, mereka sudah beberapa kali harus bolak-balik ke bawah untuk membawa buku yang dibutuhkan. Naditya jadi merasa tidak enak sendiri karenanya. Apalagi melupakan sampel di kelas adalah kesalahannya. Jadi, ia harus berani bertanggung jawab.

Arya yang melihat Naditya pergi dari tempat itu lantas tanpa bicara apapun berlalu dari sekitar kelompoknya. Tapi seseorang menahan bahunya, hingga ia akhirnya berbalik dan menemukan Ericha tengah menahan langkahnya.

"Lo mau kemana?" tanya Ericha.

"Toilet." jawabnya acuh yang kemudian secara paksa melepaskan genggaman tangan Ericha dari bahunya dan pergi begitu saja.

Ericha diam-diam merasa kesal. Ia juga tahu kemana sebenarnya Arya akan pergi. Kemana lagi jika bukan mengikuti Naditya. Ia sendiri juga melihat Arya yang diam-diam terus menatap Naditya dan ia tidak bohong jika ia cemburu.

Tapi, Ericha perlu menahan rasa cemburunya. Demi kerajaan Jayakarsa. Ia tidak boleh mengedepankan egonya. Mungkin Arya memiliki rencana lain untuk menguasai gadis itu.

Naditya pergi ke kelas sendiri tanpa sadar Arya tengah mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naditya pergi ke kelas sendiri tanpa sadar Arya tengah mengikutinya. Melihat Naditya yang nampak sedikit memaksakan diri berjalan normal membuat Arya kesal entah mengapa. Akhirnya ia menghampiri Naditya dan berjalan disamping gadis itu. Tanpa diminta Arya meraih lengan gadis itu dan memapahnya.

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang