ᮘᮘ᮪ |᮳᮲| : Confess?

36 7 2
                                    

"Gue pacaran sama Dika?" tanya Naditya yang kebingungan atas spekulasi Arya.

Arya mengangguk, tanpa penjelasan lagi.

"Dia itu cuma bestie gue, terus, bokap yang minta dia buat-" Naditya diam, tanpa berniat menyelesaikan kalimatnya. "Wait, kenapa gue jelasin ini sama lo?" dalihnya kemudian.

"Karena gue cemburu."

Degh...

Naditya tertegun diam. Ia tidak dapat menjawab perkataan ini lagi.

Arya tersenyum puas diam-diam. Cara ini memang ampuh. Ternyata Firas memang selalu dapat dipercaya. Tapi, Naditya yang terus diam tanpa menjawab membuat Arya kebingungan sendiri.

"Gue masi ada urusan!" kata Naditya pada akhirnya.

Tapi, tanpa satupun petunjuk, ia berjalan pergi menjauhi Arya. Selain kalimat itu tidak ada kalimat lain yang menjadi jawaban pasti untuk Arya. Padahal jawaban itu yang menentukan apakah Arya bisa melanjutkan ke step berikutnya sesuai dengan arahan Firas.

"Tunggu!" Arya mencoba mencegahnya tapi, Naditya sama sekali tidak menggubrisnya.

Ia pergi diikuti tiga orang tadi tanpa diminta sekalipun.

Arya kembali menghela napas. Kenapa sekarang ia merasa sedang di kadali oleh Firas? Si sialan itu, Arya harus mencarinya.

Naditya berjalan menuju toilet perempuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naditya berjalan menuju toilet perempuan. Ia bahkan menutup pintu toilet hingga hampir saja membuat hidung Kanaya terkantuk oleh pintu yang ditutup gadis itu.

"Na, lo kenapa anjir? Pasti gara-gara Arya yah?" tak ada jawaban dari dalam. "Ok, biar gue cari Arya, biar gue tendang mukanya terus gue remukin tulangnya," lanjutnya yang nampak emosi.

Tapi, saat ia hendak melangkah pergi. Ia mendengar Naditya mencegahnya dengan berkata. "Nggak usah! Lo mending balik ke kelas aja. Perut gue lagi ngga nyaman."

Kanaya berpikir sekejap kemudian ia langsung berkata, seakan baru mendapat ide. "Lo lagi dapet? Mau gue beliin pembalut?" tanya Kanaya sedikit berbisik.

"Hmm, tolong pinjemin rok juga ke bu Nias."

"Ok, siap kaps!"

Begitulah selanjutnya Kanaya pergi dengan sendirinya dari balik pintu. Hara dan Dhika yang menunggu di Koridor lantas bertanya pada Kanaya tentang keadaan Naditya sekarang. Kanaya dengan raut wajah biasanya berkata, "bisnis cewek, lo balik ke kelas dulu aja gih. Biar gue yang urus."

"Beneran nggak papa?"

"Iya, Hara bawel!"

"Ini karena Arya, kan?" todong Dhika lagi.

"Bukan anjir, gue bilang bisnis cewek."

Saat Dhika hendak bertanya lagi, Hara menahannya. "Ok, ok... Mening kita ke UKS dulu aja."

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang