ᮘᮘ᮪ |᮲᮰| : Camp Hari pertama

27 4 0
                                    

"Baiklah, Anak-anak kita sudah tiba di lokasi. Kalian bisa mendirikan tenda masing-masing di spot yang akan di arahkan oleh pembina," ujar Pak Wiranto.

Naditya bergegas mengumpulkan anggota kelompoknya, ia dan beberapa murid juga diarahkan oleh Bu Nias untuk menuju tempat mereka akan membangun tenda. Satu tenda akan berisi 4 orang baik itu tenda laki-laki maupun tenda perempuan. Setelah dibagi tempatnya akan dimana mereka langsung bergegas mendirikan tenda itu.

Naditya dan Kanaya satu tenda dengan Ranum dan Zee. Mereka berempat mencoba mendirikan tenda sendiri. Setelah setengah perjalanan mereka nampak kewalahan. Akhirnya Dhika dan Hara turun tangan untuk membantu. Ranum dan Hara nampak membawa bawaan mereka yang masih dikumpulkan di depan tadi. Sementara Dhika nampak tengah berusaha keras membantu Kanaya, Naditya, dan Zee untuk membangun tenda.

Yah, tenda milik Dhika dan Hara sendiri nampak sudah berdiri dengan tegak sedari tadi. Itu tak mengherankan lagi, Dhika dan Hara adalah orang yang suka ikut camp maupun muncak. Jadi, tidak usah tanyakan lagi tentang skill mendirikan tenda itu.

Tak lama kemudian tak terasa tenda telah berdiri tegak. Hal itu membuat mereka bertos ria. Apalagi Naditya yang nampak semangat bertos dengan Dhika.

"Abis ini rehat dulu beberapa jam. Baru kita kumpul buat pembacaan tata terib," jelas Dhika.

"Sip, thanks udah ngingetin!" jawab Naditya seraya tersenyum kearah Dhika.

Dhika menganggukan kepalanya sembari membalas senyum Naditya. "So, bye. Gue balik ke tenda dulu yah!" ia melambaikan tangannya seraya berlalu darisana.

"Mmm... Bye!"

Ketiga gadis itu balas melambai kearah Dhika untuk beberapa saat sebelum Ranum dan Hara sampai dengan membawa beberapa tas.

Adegan tadi tentu saja tak lepas dari tatapan dan pendengaran tajam Arya. Dalam dirinya berkata, mereka semakin dekat ya? Atau mereka emang udah sedeket itu dari dulu?

"Nay! Bawa apaan sih lo? Berat banget anjir." keluh Hara seraya menyimpan tas milik gadis itu dan beberapa tas lainnya yang ja bawa.

"Bawa pasung buat lo!"

"Kena lagi dah gue."

Kanaya berdecak. "Ck ... Sono, sono, sono ... ahhh!" usir Kanaya seraya mendorong punggung lelaki itu.

Tiga gadis lainnya hanya dapat terkekeh geli dengan kejadian itu, lalu diselingi ucapan terimakasih pada Hara sebelum pergi dari sana. Hara hanya membalas hal itu dengan acungan ibu jari.

Saat sedang merapikan dalam tenda, tiba-tiba Naditya dihampiri seseorang yang tanpa permisi langsung menarik tangannya. Naditya tentu saja protes. Ia mencoba melepaskan diri dari tarikan tangan itu. Tapi nihil ... Usahanya sia-sia.

Kanaya yang menyadari Naditya hilang dari jangkauan pandangannya langsung melihat ke segala arah untuk mencari gadis itu. Sayangnya nihil. Ia lantas menghampiri Ranum dan Zee mungkin saja mereka melihat kemana Naditya pergi.

"Eh, kalian liat Nana, nggak?"

Zee mengangguk. "Tadi Arya izin mau bicara sama Naditya. Bentar katanya," terangnya.

Ranum ikut mengangguki ucapan Zee. "Yep!"

Kanaya nampak mengerutkan dahinya. "Kemana?" tanyanya penuh selidik.

Zee dan Ranum saling bertukar tatap. Kemudian mereka sama-sama mengangkat bahunya. "Kurang tahu, tuh."

Ranum berdecak. "Ck, udah yok beres-beres lagi. Naditya juga nggak mungkin di culik kok."

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang