ᮘᮘ᮪ |᮴᮴| : Terbongkarnya Rahasia Dhika

25 4 2
                                    

Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat, sudah seminggu saja dan dalam kurun waktu itu katanya penyakit Hara belum sembuh juga. Hal itu membuat Naditya khawatir tentu saja. Hanya saja Kanaya dan Dhika berkata bahwa Hara cuma sakit campak setelah demam, karena dia takut menularkannya jadi untuk sementara waktu dia tidak akan bisa sekolah.

Hal itu tentu saja tidak bisa membuat Naditya tenang. Apalagi akhir-akhir ini saat berjabat tangan atau memegang tangan Dhika dan Kanaya selalu ada 'energi spiritual'? berwarna putih. Naditya keheranan sendiri. Apakah itu cuma energi spiritual biasa atau bagaimana!? Tapi, Naditya yakin Kanaya dan Dhika tidak akan menyakitinya jadi ia pura-pura tidak tahu saja.

Pikirannya terbukti, karena setiap setelah di pegang oleh mereka ia merasa kembali segar. Sepertinya mereka sedang membantu Naditya untuk menyembuhkan diri. Satu lagi, yang dapat Naditya simpulkan. Mereka bukan orang biasa. Meskipun begitu, sepertinya melihat manusia harimau saja sudah cukup membuatnya berpikir bahwa hal-hal di luar jangkauan alam pikir manusia itu memang ada, jadi dia sudah tidak terkejut lagi.

Oh iya, kini beredar kabar kalau PKL sudah didepan mata. Aduh, PKL itu sedikit membuat Naditya takut tapi juga excited. Ia hanya berharap mendapat tempat dengan lingkungan yang baik, dan teman PKL yang humble.

Setiap mendengar kata PKL disebutkan oleh murid-murid penggosip membuat hatinya berdegup tak karuan. Tak terasa, pikirnya. Tiba-tiba sudah mau PKL saja. Tinggal tahun depan adalah langkah terakhirnya di SMK yaitu US (Ujian Sekolah). Setelahnya ia akan mencoba peruntungan di dunia perkuliahan mencoba masuk di jurusan Manajemen Pertanian di luar negeri, Naditya sendiri sudah mengarah Middle Tennessee State University. Wah, perjalanan SMK ini tak terasa tinggal setengah lagi.

Kanaya yang duduk di samping Naditya menghela napas kasar. "Kenapa harus ada PKL di SMK?" Ujarnya prustasi sendiri.

Naditya hanya dapat terkekeh geli mendengar hal itu. Sementara Dhika acuh tak acuh memakan siomay miliknya. Iya, kali ini mereka sedang makan di kantin.

"Emang sebentar lagi yah?" tanya seseorang yang baru datang.

"Tahu si Tempenya kemana?" ketus Kanaya saat mengetahui orang itu adalah Tahula. Tahula mengernyitkan dahinya.

"Sekali lagi manggil Tahu, gue gundulin pala lo!" ancam Tahula yang tentu saja main-main.

Tak lama kemudian Firas datang menenangkan suasana. "Udah ngapa, perhitungan banget sama cewek!"

Begitu pula disusul Arya selanjutnya. Bertepatan dengan Kanaya yang kembali berkata, "nah bener tuh kata si Tempe!"

"Apa lo bilang?" tanya Firas tak terima.

Tapi, Arya langsung melirik keduanya agar diam di tempat. Tentu saja mereka langsung menurut, meski sempat-sempatnya mereka meledek Kanaya bersamaan dalam diam.

Yah, jangan heran lagi kenapa mereka bergabung dengan Kanaya, Dhika, dan Naditya. Setelah kejadian di UKS saat itu ketiga lelaki itu mendekat begitu saja. Seakan mencari celah untuk tetap bersama. Tapi, Kanaya dan Dhika juga tidak terlalu risih dengan kehadiran mereka. Keduanya tidak menolak tidak juga menerima, hanya bersikap acuh tak acuh.

Selain itu Erica, nampak asik dengan dunianya, sesekali bergabung dengan mereka juga. Tapi, tidak terlalu sering. Karena Kanaya entah kenapa selalu menolak kehadiran gadis itu. Begitupun dengan Dhika yang selalu nampak memperlakukan Erica dengan tatapan tidak suka nya yang kentara.

"Eh, btw jawab dulu pertanyaan tadi, emang udah deket PKL ya?" tanya Tahula yang nampak masih penasaran dengan hal itu.

Kanaya menganggukkan kepalanya santai. "Mmm, paling beberapa hari lagi di umumin. Kabarnya juga udah nyebar di kalangan murid."

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang