ᮘᮘ᮪ |᮳᮰| : Perwakilan Harapan

26 5 0
                                    

Hari ini adalah hari penentuan kelompok yang akan menjadi wakil kelas, dalam mempresentasikan hasil laporan penelitian mereka. Dimana anggota wakil kelas sendiri akan kembali bertanding dengan 3 wakil kelas lainnya di auditorium nanti. Untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara 1, 2, 3, dan 4. Keempat wakil kelas ini dipastikan akan mendapatkan tambahan nilai dan juara pertama juga akan di bebaskan dari sidang PKL. Yang berarti meski mereka akan membuat laporan PKL. Tapi, mereka akan dibebaskan dari sidang PKL.

Yah, keuntungan yang cukup menggiurkan.

"Menurut lo kelompok siapa yang bakal maju?"

"Kelompok Naditya, bukan sih, anggotanya juga udah gila."

"Bener-bener mereka udah kaya Avengers grup."

"Eh tapi jangan lupain kelompok Arya. Mereka punya Erika yang notabenenya murid pindahan dari luar negeri."

"Iya juga sih."

"Ah pembagian kelompok kita nggak adil."

"Iya, orang-orang cerdas ngumpulnya di dua kelompok itu."

"Iya ish, mana cuma pada numpang nama lagi. Kesel gue."

Pembicaraan itu terintrupsi oleh Bu Dara yang melenggang masuk dengan santai. Sementara para murid kini nampak tegang. Mereka berharap. Kelompok merekalah yang akan maju sebagai wakil kelas. Meskipun dipikiran mereka masih tercetus nama dua kelompok itu.

"Yah, baik mau gimana sekarang? Mau belajar bahasa Indonesia dulu atau mau langsung diumumin," tanya Bu Dara yang nampak senang menjahili mereka.

"Yah, ibu ayo umumin bu! Nanti malah makin deg degan."

"Iya bu, kita udah penasaran!"

Semua murid nampak beseru lantang meminta Bu Dara segera membacakan hasilnya. Hal itu membuat Bu Dara terkekeh sendiri.

"Oke, oke, harap tenang, harap tenang ibu umumin!"

"Kelompok yang jadi wakil kelas," Bu Dara menjeda, "selamat dan semangat untuk kelompok..." Bu Dara kembali menjeda kali ini lumayan lama.

"Ah ibu, ayo umumin!" pekik seseorang.

"Ok ok, selamat buat kelompok dua, yang di ketuai oleh Arya!" pekik Bu Dara yang langsung membuat orang bertepuk tangan riuh. Seperti yang diharapkan. Tapi, bagaimana dengan Naditya. Ia nampak tak bersemangat. Tapi ia tetap memberikan kelompok Arya tepuk tangan.

Mereka memang berhak mendapatkan hal ini. Arya dan Ericha adalah perpaduan sempurna dalam melakukan wawancara dan penyusunan makalah. Bayu juga bukan orang biasa. Dia cerdas dalam mengoprasikan komputer dan laptop serta pembuat PPT yang bagus. Jangan lupakan fakta jika dia adalah anak emas pak Yudis yang merupakan guru Simdig yang mengajar mereka. Tentu saja jangan lupakan duo gaduh, Firas itu sangat pandai dalam bersilat lidah jangan lupa dan Tahula sangat cocok untuk menjadi MC yang mengatur jalannya acara agar tidak monoton. Mereka adalah kelompok ideal.

Kanaya yang menyadari keputusan asaan Naditya langsung menepuk pundaknya. "Lo udah ngelakuin yang terbaik," bisiknya.

Naditya melirik sebentar kearah Kanaya sambil berkata. "Kalian juga."

Tapi, Naditya memiliki pemikiran lain. Sepertinya ini memang kesalahannya. Karena kejadian di hutan itu membuat mereka tidak fokus mencari tanaman obat. Sehingga jauh dari rencana mereka hanya menemukan 5 jenis sampel tanaman. Mereka juga tidak bisa menyimpulkan berapa persen perkiraan tanaman herbal di area itu. Alhasil, dalam waktu singkat dengan bantuan bu Nias mereka mengubah judul laporan penelitian mereka. Dari Identifikasi tumbuhan obat di Area Camp park lembang Bandung menjadi, Aneka tumbuhan obat di area Camp Park Lembang Bandung.

Darah Biru & Harimau PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang