Bagian Delapan belas

20K 2.1K 13
                                    

Aku terharu sekaliii dengan dukungan kalian 🥺

Terimakasih banyak ya, kalian kok pada baik baik banget sih 😣

Anyway, enjoy the story' 🤗

***

Baru beberapa hari yang lalu aku berkata akan memprioritaskan Devian, tapi hari ini aku harus mengurus urusan Permaisuri.

Festival adalah agenda pertama dan mendesak yang harus dipikirkan. Dan aku belum bisa memutuskan akan seperti apa acara festival.

“Haaahhh” aku menaruh kepala diatas tumpukan kertas yang diberikan Nerva.

“Yang Mulia, apa Anda masih kesulitan menemukan festival yang cocok?”

“Ya Zea, bisakah kau menyiapkan teh dan makanan penutup?” mungkin saja otakku bisa lebih berfungsi dengan teh dan makanan manis.

“Baik Yang Mulia, mohon tunggu sebentar”

Aku hanya mengangguk dan melihat Zea pergi.

Ada dua tipe festival ditumpukan kertas yang diberikan Nerva. Pertama, festival yang diselenggarakan disemua daerah Kekaisaran. Kedua, festival yang diselenggarakan oleh Permaisuri terdahulu. 

Festival yang diselenggarakan disemua bagian, menggunakan iklim atau kepercayaan dimasing masing bagian tersebut. Contohnya, dibagian Utara Kekaisaran yang penuh salju ada festival lempar salju dan festival kreasi salju.

Dan tidak ada festival yang sesuai dengan keinginanku.

Festival yang diselenggarakan oleh Permaisuri, kebanyakan berfokus pada para bangsawan. Dan aku tidak ingin seperti itu. Aku ingin semua orang bisa merasakan kesenangan festival.

“Ayo baca sekali lagi, mungkin saja aku menemukan ilham”  Aku mengangkat kepala, membaca sekali lagi festival festival yang ada.

Tok tok

“Yang Mulia” suara Zea terdengar dari balik pintu “Masuk” mataku masih terpaku pada kertas.

“Saya akan menaruh teh dimeja dekat jendela Yang Mulia”

“Tidak, bawa kesini” aku akan minum teh, sembari meninjau ulang festival yang ada dikertas, selain itu karena aku terlalu malas untuk pindah.

“Baik Yang Mulia”

Zea kemudian meletakkan teh di atas meja, tidak jauh dariku, memudahkan saat aku ingin mengambilnya.

“Terimakasih Zea” aku melihat kearahnya sebentar, tersenyum lalu kembali melihat kertas. “Terimakasih kembali Yang Mulia”

Tragedi terjadi setelah itu. Tanganku tergelincir saat ingin mengambil teh. Untungnya tidak sampai tumpah, tapi beberapa teh terpercik keatas kertas.

“Ah”

“Yang Mulia, saya akan membersihkan” Zea yang pertama kali bereaksi.

“Tidak perlu Zea. Aku akan menyuruhmu membersihkan ketika aku sudah selesai” tidak terlalu banyak yang tumpah dan tidak lama lagi aku akan selesai.

Mataku terpaku pada kertas yang terkena percikan teh, beberapa diantaranya tertulis tari atau kesenian. Tari atau kesenian memang bukan sebagai acara utama festival, tapi ia ada untuk hiburan sesaat.

Aku lalu mencari festival disemua tempat dan menemukan bahwa, setiap bagian Kekaisaran memiliki keseniannya sendiri.

“Apa Kaisar ada di Istana?” aku mempertanyakan ini pada diriku sendiri “Ada Yang Mulia, menurut jadwal Kaisar tetap di Istana beberapa hari kedepan” Zea tiba tiba menjawab pertanyaanku.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang