Kami langsung kembali ke kantor begitu Nerva selesai menjelaskan. Saat kami berada di dekat kantor Nerva, ada lelaki bermata oren sedang berdiri. Mengapa tuan Erland ada disini?
“Tuan Erland? Anda masih harus istirahat, mengapa Anda di sini?” aku segera mendekat.
“Tidak Yang Mulia, saya baik baik saja” ia segera membenarkan cara berdirinya begitu melihatku.
“Bagaimana baik baik saja? Darah keluar begitu banyak.” aku tidak percaya dia bisa berbicara dengan tenang begini padahal ada perban di kepalanya.
“Aku meminta maaf atas perbuatanku, katakan saja apa yang kau inginkan, sebagai Kaisar aku akan memberikan kompensasi.”
Tangan besar Nerva memegang lengan atasku, membawa tubuhku dekat dengan tubuhnya. Aku tersenyum kearah mata hitam yang sedang melihatku, aku suka melihatnya inisiatif meminta maaf.
“Kalau begitu izinkan saya menjadi kesatria bagi Permaisuri ketika festival nanti malam” tidak ada yang Idris inginkan selain memperlihatkan sedikit demi sedikit bagaimana perangai buruk Nerva pada Forsythia.
Nerva menajamkan matanya ke Idris, ia menyatukan giginya rapat rapat hingga terkadang bunyi gemeretak terdengar.
“Tapi anda belum sembuh tuan Erland” aku kebingungan, mengapa ia meminta hal tidak masuk akal begini?
Aku tau selain otaknya yang cerdas kemampuannya berpedang tidak perlu diragukan. Apa yang aku dengar, dirinya pernah ditawari jabatan sebagai wakil komandan, tapi tawaran itu ia tolak dan entah bagaimana tuan Erland malah menjadi tutor Devian.“Akan saya pastikan Yang Mulia tetap aman.”
Huh, bukan masalah itu. Tidak mungkin aku tega membiarkannya bersusah susah hanya untuk mengawalku.
“Apa yang kau katakan? Aku tentu saja yang akan pergi bersama Forsythia.” Nerva semakin mengencangkan pegangan tangannya.
“Yang Mulia pasti sibuk dengan urusan negara”
“Ah itu benar Nerva, kau pasti sibuk. Kita bisa pergi, jika dokter mengatakan baik baik saja” setelah berkata pada Nerva, aku mengatakan kalimat terakhir pada Erland.
“Forsythia, mengapa kau tidak mendengarkan?” mata hitam Nerva entah mengapa menakutkan. “Ya?”
“Tidak maksudku, aku takut akan keselamatanmu. Ini pertama kalinya, kau pergi keluar setelah sekian lama” Nerva memperhalus kalimat yang ia utarakan.
Ternyata karena itu, aku sudah punya pikiran yang tidak tidak pada Nerva.
“Aaahh terimakasih, tapi aku bisa menjaga diriku sendiri, lagi pula tuan Erland juga pandai berpedang” bibirku tertarik keatas.Nerva mengubah berdirinya, menghadapku. Ia menyisir rambut orenku “Jangan menyanjung lelaki lain di depanku Forsythia.” Ia mengatakan hal itu sambil tersenyum.
“Ppffftt baiklah” imut sekali caranya cemburu.
“Yang Mulia” seorang lelaki datang pada kami, seingatku dirinya Visscount Sergie, orang yang menyapa aku dan Nerva pertama kali ketika jamuan.
“Ada apa?” aku yang menjawab karena tidak ada suara yang dikeluarkan Nerva.
“Ka kami membutuhkan Yang Mulia Kaisar”
Apa yang dikatakan tuan Erland benar adanya, Kaisar pasti sibuk.
Tatapan murka Nerva ia arahkan ke Visscount, saat ini Nerva teramat kesal hingga tidak bisa mengontrol wajahnya di depan Forsythia.“Kalau begitu Yang Mulia, saya yang akan menjaga Permaisuri.” Idris yang melihat kesempatan langsung saja bersuara.
“Itu benar Nerva, kau bisa pergi”
Nerva mengatur pernafasannya, jika sudah begini lebih baik pergi. Jika tidak, Forsythia akan menganggapnya Kaisar yang tidak memikirkan rakyat.
“Aku akan menyuruh kesatria lain mengikutimu”“Tidak, tuan Erland saj….”
“Jika tidak ingin, maka kau tidak boleh pergi” Nerva benar benar marah, apalagi nama itu sering sekali muncul dibibir cantik Forsythia.
“Ya? Eeemm baik” saat aku melihat wajahnya yang bersungguh sungguh, mau tidak mau aku menurut.
🐰🐰🐰
Dokter mengatakan bahwa tuan Erland dapat keluar dan akhirnya kami pergi untuk mendapatkan ramuan.
“Warna amber sangat cocok dengan anda Yang Mulia”
“Begitu? Eemm terimakasih”
Aku ingin merasakan festival tanpa diketahui orang orang, maka dari itu aku menganti warna rambut dan mataku menjadi amber. Rambut tuan Erland pun menjadi merah warna matanya tidak berubah. Aku pergi bersama Erland untuk menjemput Devian, tentu saja aku membawa ramuan pengubah untuk digunakan anak itu nanti.
Aku tersenyum, apa yang akan berubah dari warna rambut atau matanya? Meski bisa berubah, ramuan ini tidak bisa merubah sesuai dengan apa yang diinginkan, ia berubah dengan warna apapun.
“Yang Mulia”
Selama kita berjalan, suara tuan Erland yang pertama terdengar.
“Hm? Ada apa tuan Erland?” mengapa rasanya ia sangat hati hati saat berbicara?
“Eeemm apa Yang Mulia menyukai Yang Mulia Kaisar?”
Pertanyaannya membuat ruangan terbuka ini terasa panas.
“Hahaha pertanyaan apa itu?” aku mengipasi diri sendiri karena tidak tahan.
Idris tertegun sejenak melihat wajah Permaisuri berwarna merah. Saat ini, ia tidak bisa langsung memberitahu bahwa Kaisar yang melakukan pemukulan padanya dan sifat lembut yang dimiliki merupakan penipuan. Jika Permaisuri tidak kesal, itu berarti Kaisar memiliki alasan yang cukup bagus untuk menutupi perbuatannya.
Sejujurnya, sebelum Idris tidak sadarkan diri. Ia melihat samar wajah Permaisuri marah pada Kaisar. Lelaki ini lega, Permaisuri pasti sudah tau dan bisa memilih dengan keinginan sendiri untuk tetap berada disisi Kaisar atau harus pergi.Lalu ketika ia mendengar Permaisuri pergi dengan Kaisar, entah bagaimana ia merasa kalau Kaisar akan memberikan alasan untuk perbuatannya. Anehnya, Kaisar langsung meminta maaf, tatapan permintaan maaf tidak sama dengan tatapan membara yang biasa Kaisar berikan. Yah, kalau begini berarti Permaisuri masih tidak tau bagaimana perangai Kaisar.
“Tentu saja, dirinya perhatian, lembut” tanpa aku sadari selama aku berkata aku tersenyum.
Dan kisahnya, ia sudah melewati berbagai macam hal dalam hidup, bukankah sekarang waktunya ia keluar dari rasa bersalah? Ya, aku akan membantu Nerva.
“Bagaimana kalau, Kaisar tidak seperti apa yang anda bayangkan?”
“Apa? Aku tidak pernah memikirkannya”
Jika tidak seperti apa yang aku bayangkan? Apa itu berarti Nerva versi jahat?
“Bagaimana jika Yang Mulia mencoba memikirkan? Berburuk sangka memang tidak baik, tapi berhati hati tidak ada salahnya” Idris akan mulai dari menanamkan keraguan pada diri Forsythia.
Jika aku hanya mendengar suara tanpa bisa melihat wajah serius nan sungguh sungguh tuan Erland, aku akan mengira kalau dirinya sedang bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Stepmother
RandomWarning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bernama Forsythia Harbell Valerie. Jika kehidupannya kali ini penuh kekayaan dan memiliki hidup yang pa...