Bagian Dua dua

15.1K 1.8K 40
                                    

Perasaanku sudah jauh lebih baik. Beberapa hari ini, aku belum bertemu dengan Devian. Ada yang ganjil dengan perilaku anak itu. Jika aku tidak datang, dirinya akan pergi menemuiku sendiri.

Tapi bukan Devian yang datang, malah Nerva ke kamarku setiap hari. Pagi ini, aku sudah mengusir Nerva karena aku merasa sudah baik baik saja.

Tok tok tok

Aku mendengar seseorang mengetuk pintu "Masuk" Perkataanku membuat pintu terbuka, Zea masuk dengan seorang wanita berpakaian kesatria.

"Selamat pagi Yang Mulia" Zea lebih dulu menyapaku.

"Ya, selamat pagi Zea. Lalu siapa orang disebelahmu?"

"Salam Yang Mulia Permaisuri. Perkenalkan saya Dame Celine. Sesuai perintah Kaisar, saya akan mendampingi Yang Mulia, kemanapun anda pergi. Saya akan menjamin keselamatan Yang Mulia." Ia memberikan salam.

Nerva pasti melihat betapa lemahnya diriku, hingga memberikan pengawalan secepat ini. Di Kekaisaran Theopilus, permaisuri baru bisa ditetapkan sebagai permaisuri ketika festival berakhir.

Pemberian kesatria, mengurus urusan dalam istana baru bisa dilakukan setelah penetapan gelar permaisuri ada. Itu salah satu alasan, mengapa festival teramat penting bagi permaisuri.

"Selamat datang Dame Celine" aku tersenyum, perasaan menganjal dihatiku, aku abaikan.

"Terimakasih Yang Mulia"

"Zea, Pangeran. Dimana anak itu sekarang?" aku harus tau, mengapa Devian tidak pernah datang.

"Pangeran sedang belajar pedang"

"Pedang?"

Kenapa aku tidak tau?

"Pangeran sudah meminta izin pada Kaisar dan diizinkan."

Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?

Ketika Forsythia tengah bergulat dengan pikirannya, ada seorang anak yang berkeringat karena latihan.

"Pangeran, anda harus beristirahat lebih dulu" seorang komandan kesatria sekaligus guru Devian memberi nasehat, karena anak ini terlihat kelelahan.

"Tidak, kita lanjutkan" Devian mengelap keringat yang bercucuran dengan kain yang diberikan Anna.

Pertemuan Devian dengan Nerva memberikan pengaruh pada diri anak ini. Sekarang, anak berambut silver ini sadar, kekuatan yang bisa membuat ibunya bahagia.

Keinginan ibunya untuk melihat rumah kaca saja, tidak bisa ia lakukan. Jadi bagaimana ketika ibunya menginginkan hal lain yang lebih besar? Devian juga terlalu malu untuk bertemu Forsythia.

Ia bertekad, untuk menjadi kuat, lebih dewasa hingga ibunya menginginkan Devian dan tidak pernah pergi. Dari buku yang Devian baca dan berdasarkan pengamatan, seseorang ada hanya karena dibutuhkan.

Ayahnya, Kaisar tidak pernah melepaskan Devian, karena orang itu membutuhkan seorang untuk dianiaya, meski sekarang ayahnya sudah tidak pernah memukulnya lagi, Devian yakin suatu saat Kaisar akan kembali ke sifat aslinya.

Anna baik padanya, karena ia membutuhkan pekerjaan dan uang. Kalau begitu, bagaimana dengan ibunya? Tidak ada yang didapat ibunya. Itu berarti, sewaktu waktu anak ini bisa saja ditinggalkan.

Trang

Trang

Seorang komandan tidak bisa menghentikan perintah Pangeran, meskipun ia tau bahwa anak ini sudah terlihat sangat kelelahan. Bibir pangeran sudah berubah menjadi biru, keringat sudah mengucur diseluruh wajahnya.

"Devian" suara wanita menghentikan latihan Devian. "Ibu?"

"Kenapa wajahmu seperti ini?"

Aku langsung mengusap wajah Devian, setelah menerima kain dari Anna. Sudah berapa lama anak ini latihan? Kenapa tidak ada yang menghentikannya? Aku melihat kearah pelatih yang ada didepan Devian.

"Salam Yang Mulia, saya Keith Glasson Pagny komandan sekaligus pelatih pribadi pangeran. Saya sudah memberikan anjuran untuk pangeran beristirahat, namun keuletan pangeran membuat dirinya memilih untuk terus berlatih"

Pikiranku yang ingin bertanya, tersampaikan begitu saja.

"Devian, ayo kita istirahat. Ibu akan membuatkan sesuatu untukmu"

"Tidak Ibu. Saya bukan anak kecil, jadi ibu tidak usah mengatur urusanku. Ayo kita pergi Anna."

Devian dan Anna pergi, sebelum aku sempat menghentikannya. Aku benar benar terkejut, ada apa dengannya?

Dari mana umur lima tahun sudah dewasa? Apa aku melakukan kesalahan terakhir kali? Sepertinya tidak. Walaupun Devian berkata begitu, aku akan tetap datang padanya. Untuk sekarang, mari kita biarkan dulu, anak itu sendirian.

Aku bejalan kembali ke istana dengan berbagai macam pikiran. Memikirkan alasan tingkah laku Devian padaku.

"Siapa ini?"

Saking seriusnya aku berfikir, sampai tidak sadar ada orang lain yang berjalan didepanku.

Aku mendongak. Lelaki berambut silver dan bermata hitam. Siapa dirinya? Tidak ada informasi diingatan Forsythia tentang orang ini.

Apa dia saudara Nerva? Setau Forsythia, Nerva memiliki saudara laki laki tapi wanita ini tidak pernah bertemu sama sekali. Nerva pun tidak pernah bercerita tentang kakak laki lakinya. Saat pernikahan, tidak ada keluarga dekat Nerva yang datang.

Tapi bukankah dirinya terlalu tua sebagai kakak laki laki Nerva? Bisa saja, usia mereka terpaut sangat jauh? Ya bisa saja memang dirinya kakak Nerva.

"Saya Forsythia Harebell Valerie, Per.."

"Kau istri Nerva"

Ia melihat bagian tubuhku, dari atas hingga bawah sambil tersenyum. Ugh aku tidak suka tatapannya.

"Iya Yang Mulia"

"Kau tau siapa aku?"

"Dengan penampilan anda yang penuh kemuliaan, anda pasti keluarga Kerajaan" daripada aku salah berkata, lebih baik memuji penampilannya.

"Hahaha kau pasti mengira aku kakak Nerva. Yah wajah tampanku memang awet muda. Nerva pasti tidak pernah bercerita, kalau kakaknya sudah meninggal"

Apa? Kakaknya meninggal? Memang diingatan Forsythia hanya ada nama, tidak pernah terlihat.

"Wajahmu sangat bisa terbaca, siapa namamu? Forsythia?"

"Ya" kalau begitu siapa orang didepanku?

"Ngomong ngomong" dirinya berjalan mendekat, melihat kearah tubuhku sambil memainkan bibir miliknya. "Bagaimana keadaan anakku dan istri Nerva?" Ia berbisik tepat ditelingaku.

Apa yang ia bilang? Otakku yang kelebihan muatan, berhenti bekerja.

Menjauh selangkah melihat ekspresiku "Kau terkejut, kau tidak tau? Dirinya tidak pernah menyentuh wanita. Siapa namanya?" mendekat kembali dan memelankan suaranya "Devian? Tidak ada yang tau kalau..."

"Ayah! Jauhkan tubuh kotormu dari istriku!" bisikan itu terhenti karena teriakan seorang lelaki, yang anehnya sudah tidak asing.

Tapi sebentar, ayah? Apa orang didepanku ini ayah Nerva?

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang