Bagian Sembilan belas

18.7K 2.1K 19
                                    

Warning!

_Terdapat adegan kekerasan_

Diperlukan, kebijaksanaan pembaca.

***


Nerva pergi setelah menyelesaikan urusannya bersama Forsythia. Lelaki ini tau, Belial yang ada ditubuhnya sudah meronta, tidak tahan untuk segera mengeksekusi seseorang. Nerva tidak perlu berjalan terlalu jauh.

Ia meletakkan sidik jari telunjuknya disebuah lukisan, yang ada didinding sebelah kanan meja kerjanya. Sebuah sinar berwarna hitam keluar dari lukisan, membuat sebuah pintu dan menghilangkan lukisan yang ada.

Nerva lalu membukanya, ketika lelaki ini sudah ada didalam. Pintu itu berubah kembali menjadi lukisan, bagai tak pernah ada pintu sebelumnya. Jalan didepan setelah pintu tertutup, sangat gelap. Nerva mengambil obor dan pemantik yang sudah tersedia. Menyalakannya.

Didepan lelaki bermata hitam ini terdapat banyak sekali tangga, tangga tangga itu melingkar, menuju ke bawah. Tidak ada penerangan lain selain obor yang dibawa Nerva. Ia berjalan melewati beberapa tangga dan akhirnya sampai.

Mata Nerva berubah menjadi merah, tanda bahwa Belial sudah sepenuhnya mengambil alih. Caranya berjalan pun berbeda. Kali ini, Belial berjalan dengan pincang karena kaki kirinya sudah tidak berfungsi.

Saat Belial sepenuhnya mengambil alih tubuh seorang Kaisar, salah satu bagian dari tubuh Kaisar itu pasti ada yang tidak berfungsi. Bagian tubuh Nerva adalah kaki kiri.  

Belial bersemangat dengan mangsanya kali ini. Buruan malam ini adalah seorang wanita. Entah apa yang dipikirkan Nerva. Selama Belial ada ditubuh Nerva, lelaki ini tidak pernah memperbolehkan Belial menyakiti seorang wanita.

Siapapun dan dari kalangan manapun, diperbolehkan, asalkan bukan wanita.

Pernah suatu kali, Belial kesal. Melakukan apapun yang Iblis ini mau, pergi menarik seorang wanita untuk ia aniaya. Namun, seperti sebuah keajaiban, sebelum Belial mampu melakukan itu, Nerva kembali sadar dan mengambil alih. Itu kali pertama perseteruan Nerva dengan Belial.

Kesusahan, Belial berjalan kearah penjara paling ujung. Keadaan penjara bawah tanah ini, sangat berantakan. Bercak darah yang menghitam dan merah ada dimana mana.

Tengkorak dan tulang belulang manusia juga berserakan, ada yang berbentuk manusia namun daging yang melapisi tubuhnya sudah busuk dihinggapi lalat, ada juga potongan badan manusia yang masih segar. Belial sangat menyukai aroma darah dan kematian.

Seorang wanita terduduk lesu tidak berdaya. Dikaki wanita itu ada pengekang dan rantai dari besi. Rantai itu hanya terpasang dikaki dan tidak terikat pada apapun.

Iblis ini menikmati, ketika korbannya berjalan putus asa, untuk melarikan diri. Benar saja, saat Belial mendekat, wanita itu berusaha mengapai jeruji besi berjalan dengan kedua kaki terseok seok dilantai.

“Kemari, tolong aku” Nia berteriak meski tenggorokannya kering. “Ya yang Mulia?” setelah tau siapa yang datang, Nia terkejut.

Wanita ini tidak tau, penjara mana dirinya berada, karena ketika bangun Ia menemukan dirinya sudah ada dipenjara.

“Kau tidak tau siapa Kaisarmu?” Belial sangat suka jika harus mengganggu lebih dulu buruannya.

“Apa? Bukankah anda Kaisar?” Nia ketakutan, wajah dan tubuh orang didepannya memang Kaisar, tapi warna mata dan cara bicaranya berbeda.

“Hahahahaha” tawa Belial menggema diseluruh penjara.

Belial yang tidak sabar langsung membuka jeruji besi dengan kunci yang Ia bawa. Nia segera mundur, instingnya mengatakan untuk tidak dekat dengan Kaisar.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang