Bagian Lima Puluh Dua

5.2K 632 9
                                    

Maaf yaa gaes baru update 🥲

Enjoy the story 👋

***

Semalam aku tidak bisa tidur, memperhatikan wajahnya atau bermain dengan rambut hitamnya. Dirinya tidak bangun sama sekali, padahal Nerva cukup sensitif karena aku pernah ketahuan ingin memegang rambut ketika dirinya tertidur.

Haahh, aku masih tidak bisa melupakan apa yang diceritakan Nerva semalam.

Aku keasikan bermain dengan rambut platinumnya hingga tidak merasakan mata hitam Nerva yang sudah terbuka.

“Ah apa aku membangunkanmu?” aku menyisir wajahnya.

“Tidak” tangan Nerva mengusap mataku “Kau pasti belum tidur”
Bagaimana ia tau? Tapi tidak mungkin aku bisa mengatakan yang sebenarnya.

“Aku tidur sebentar” tidak ingin dirinya semakin melihat mataku, aku masuk ke dalam pelukannya.

Dengan nada main main ia menjawab. “Haahh kau pasti berbohong”

Aku tidak menggubris apa yang ia katakan.

“Forsythia, aku ingin kau ikut aku pertemuan bangsawan”

“Pertemuan? Apa ada hal yang harus aku katakan atau dengar sebagai Permaisuri?” aku menarik kepalaku agar bisa melihat matanya.

Tidak ada alasan khusus Permaisuri mengikuti pertemuan rutin bangsawan, kalau memang tidak memiliki sesuatu, karena ranah Permaisuri hanya ada di dalam Istana.

“Tidak ada, aku hanya ingin kau menemaniku” Nerva melihat dahiku dan menciumnya.

“Untuk apa?” aku masih tidak tau mengapa Nerva mengajakku.

“Kau bilang ingin selalu berada di sisiku?”

Memang itu yang aku katakan, tapi bukan berarti setiap saat dan setiap waktu selalu ada di sampingnya. Maksudku kita bisa menyelesaikan urusan kita masing masing lebih dulu, baru setelahnya kita bisa saling bercerita dan menemukan rumah untuk pulang.

“Benar, tapi kita bisa bersama setelah pekerjaanmu dan pekerjaanku selesai” tidak boleh merasa egois, aku masih memiliki tanggung jawab.

“Tenang saja, pertemuan tidak akan lama” tangan Nerva mulai memainkan rambutku.

Melihatku ragu ragu Nerva mendekatkan dirinya. “Hanya kali ini”

Mata hitamnya terlihat di mata hijauku, ugh aku paling tidak bisa bilang tidak jika sudah melihat mata dan caranya berbicara.

“Baiklah”

“Bagus, ayo kita siap siap”

🐰🐰🐰

Seorang lelaki berambut oren dengan beberapa helai rambut pirang kekuningan memegang busur panah, siap memanah seorang pelayan yang ada di depan pohon dengan apel di atas kepalanya.

Pelayan itu memejamkan mata. Keringat bercucuran di seluruh tubuh, ketakutan yang ada tidak bisa dibendung. Ia tau cepat atau lambat dirinya akan menjadi mangsa selanjutnya, tidak ada pelayan atau penghuni mansion yang tidak tau kebiasaan tuannya.

Lelaki itu bernama Fraser Harebell Seth Valerie, seorang Duke Valerie dan juga Kakak Permasuri.

Mata cokelat Fraser memicing, menerka nerka harus seberapa panjang dan pendek ketika menarik busur.

Wuusshh

Busur itu melesat, membuat semua orang yang ada di lapangan menahan nafas kecuali lelaki yang menarik busur.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang