Bagian Tiga

33.5K 3.6K 14
                                    

Aku sedang membuka berkas yang diberikan Laura padaku. Semakin aku membaca semakin marah.

Dalam laporan segala sesuatu tentang Devian tercatat, tidak hanya masalah dengan pelajaran namun tentang pola pikir dan perilaku etiketnya. Dan aku tercengang karena aku tidak menemukan karakteristik anak 5 tahun dalam dirinya.

Usia Devian adalah usia anak secara aktif bermain, bukan belajar. Huuhh mari kita tenangkan diri dulu. Mungkin saja tingkat pembelajaran dunia ini dan dunia dikehidupanku dulu berbeda.

“Laura, bisakah kau mengambil buku tentang perkembangan anak khususnya untuk pangeran kerajaan?”

Pasti ada sesuatu yang mirip bukan? Sebelum aku menyesuaikan pelajaran Devian, aku harus tau lebih dulu sejauh mana anak umur lima tahun di dunia ini berkembang. Aku tidak bisa serta merta mengikuti standar pendidikan di duniaku dulu.

“Apa maksud Yang Mulia tingkatan pembelajaran?”

Ah apa disini tidak ada yang namanya perkembangan dari lahir?

“Yah sesuatu seperti itu, cari dari umur 5 sampai 10 tahun”

Jika memang perkembangan Devian melebihi umurnya, sampai berapa dan bagian apa yang harus aku kurangi atau tingkatkan.

“Saya akan melaksanakan perintah Yang Mulia”

“Ya kau boleh pergi”

Aku beranjak dari meja ketika Laura keluar dari ruangan. Kamar Devian sudah dipindahkan ke samping kamarku dan memudahkanku untuk pergi.

Pandanganku tertuju pada seorang anak yang sedang berbaring diatas tempat tidur. Devian masih belum bangun. Untungnya demamnya sudah mereda. Hanya untuk bangun masih membutuhkan lebih banyak waktu.

“Yang Mulia” Anna pengasuh yang melihatku datang, terkejut.

“Ssstt” tanganku aku taruh didepan bibir, takut jika suaranya membangunkan Devian.

Karena arahanku, Anna hanya menjawab dengan anggukan bukan dengan suara.

“Istirahatlah, aku yang akan menjaga Devian”

“Tapi Yang Mulia…”

“Tenang saja, kali ini aku akan benar benar menjaga Devian”

Tidak heran jika Anna akan ragu ragu, bukankah perilaku Forsythia dulu tidak bisa dipercaya? Apalagi jika berurusan dengan Devian.

“Bukan begitu emm kalau begitu saya akan kembali jika ada sesuatu tolong hubungi saya Yang Mulia”

Tangan Anna bergetar, aku salut meski ketakutan ia masih mendahulukan Devian.

“Tenang saja, istirahatlah dengan nyaman” perjalananku masih panjang.

“Saya permisi Yang Mullia” meski berkata begitu, Anna masih memastikan sekali lagi keadaan Devian baru setelah itu ia pergi.

Ditinggal berdua dengan Devian, aku jadi bisa lebih memperhatikan lebih dekat wajah anak ini. 

Satu hal tentang pola asuh yang aku tekankan dikehidupanku dulu. Melahirkan anak adalah keputusan orang tua bukan keputusan anak, jadi kewajiban orang tua yang mengenalkan dunia pada anak.

Bukan malah menghancurkan imajinasi anak tentang dunia.

Mau apapun namanya, orang tua kandung, angkat atau tiri. Mereka yang memilih seorang untuk menjadi anak mereka. Forsythia juga seharusnya tau konsekuensi itu.

“Jadi sekarang Devian, dunia itu biar aku yang memperkenalkan”

Aku membelai rambut platinum Devian, berharap anak ini secepatnya bangun. Belaianku bertahan cukup lama, menikmati setiap inci wajah anak berambut perak yang imut.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang