Bagian Empat Puluh

7.8K 849 14
                                    

“Atau haruskah aku memanggilmu anak Tuhan?” mata hijau orang itu melihat ke arahku.

Mataku mengedar ke segala arah, mencoba melihat kalau kalau ada orang lain selain aku di sini dan orang di depanku ini sedang memanggil.

Dirinya mendekat, semakin dekat rasanya udara yang ada semakin jernih, seakan partikel partikel jahat tidak baik untuk tubuh telah di saring. Siapa dirinya? Mengapa datang padaku? dan apa yang ia bilang? Anak Tuhan?

“Aku tau aku cantik oh apa tampan? Malaikat lebih tinggi dibanding manusia, tentu saja aku lebih rupawan”

Ya? Apa dirinya baru saja mengatakan dengan mulutnya sendiri kalau ia seorang malaikat?

“Bukan itu yang penting. Mayla ah tidak, sekarang kau Forsythia”

“Bagaimana anda tau nama saya?” aku terkejut, tidak ada yang tau nama kehidupanku dulu. Saat di festival semalam pun, aku hanya menggunakan May bukan Mayla.

“Ada hal yang harus aku katakan. Kebangkitan Belial, kau harus menghentikannya.”

Meski wajahnya bersungguh sungguh, aku tidak mengerti. Aku? Mana bisa diriku ini melawan Iblis? Aku tidak memiliki kekuatan apa pun.

“Anda pasti salah orang”

“Aku tidak bisa mengatakannya, intinya kau bisa menenangkan Iblis yang ada di dalam tubuh Nerva.”

Mataku membesar kalau dia hanya asal berkata, ia tidak mungkin tau jika dalam tubuh Nerva ada Iblis, Nerva tidak mungkin mengatakan hal itu ke sembarang orang. Hanya ada satu alasan mengapa ia tau, ia benar benar malaikat dan apa yang ia katakan benar.

“Umur berapa Iblis masuk ke dalam tubuh Nerva?” aku bertanya

“18 dan Iblis itu Belial, orang orang seluruh Kekaisaran menyembahnya.”

Ia bahkan menambahkan fakta diluar jawaban yang aku tanyakan.

“Lalu apa maksudmu utusan?” tidak bisa di percaya, aku? Utusan?

“Kalau itu, aku tidak bisa berkata. Ingatanmu akan datang sedikit demi sedikit. Cara mengelola dan menguatkan energi ilahimu dengan mengurus dan menyayangi anak anak, pecaya padaku lambat laun kau bisa merasakan kekuatan ilahi.”

“Apa itu berarti sekarang tidak ada?” karena matanya menatap tanganku, otomatis diriku mengankat tangan dan melihat.

“Ada, tapi kau belum bisa merasakannya dan itu belum stabil. Nerva pasti sudah pernah merasakan keefektifan kekuatanmu.”

“Nerva?”

Kalau memang benar, mengapa Nerva tidak mengatakannya padaku? Apa itu karena dirinya masih ragu ragu? Tapi, dia bukan orang yang memiliki keraguan.

“Ya, ia salah satu orang yang akan terbantu adalah Nerva”

“Yang Mulia” Suara teriakan Zea terdengar.

“Haahh mengapa sekarang...” seseorang yang berkata ia malaikat memegang kedua lengan atasku “Ingat ini, Forsythia meninggal di umur 22, angka kesenangan Iblis adalah 666. Kebangkitan, kali ini kau harus menghentikannya, harus!”

“Yang Mulia, anda di… ah anda di sini ternyata”

Malaikat itu hilang ketika Zea muncul. Ugh, aku masih harus bertanya apa maksudnya.

Sesampainya aku di kamar pun, otak dan pikiranku tidak bisa lepas dari orang tidak malaikat itu katakan. Kebangkitan? Nerva tidak pernah mengatakan hal itu padaku. Aku melihat ke tangan yang tadi diperhatikan malaikat, apa aku sungguh memiliki kekuatan?

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang