Ini sudah lebih dari satu hari, dari waktu yang aku janjikan dengan Nerva untuk mencari Devian. Kami sudah mencarinya di mana pun, tapi hasilnya nihil.
Apa kalau begitu, memang benar Devian sudah meninggal? Apa salah anak itu hingga dirinya pergi? Kalau saja aku tidak ada, dirinya pasti masih hidup bukan? Kalau bukan aku yang menjadi Ibu sambungnya, dirinya pasti tidak mati. Huhuu, kenapa harus aku?
“Forsy, bisakah kau pergi ke pemakaman? Bukankah lebih baik kau beristirahat?”
“Tidak, aku harus pergi. Aku harus mengantar untuk terakhir kali. ” kakiku entah bagaimana sangat lemah, hingga membutuhkan Nerva untuk membantu.
“Maaf” lagi-lagi, aku harus merepotkan dirinya.
“Tidak perlu, mau aku gendong saja?”
Aku menggeleng, walau kesusahan aku tidak ingin di gendong.Kami akhirnya sampai di tempat pemakaman. Hari ini hampir semua bangsawan datang, aku tidak berniat untuk menyapa satu sama lain. Aku hanya ingin segera berada di depan dan segera menyelesaikan ini. Aku tidak bisa terus menerus mengelak dan memundurkan pemakaman, meski pun aku tidak ingin berpisah. Bukankah sudah seharusnya Devian di tempatkan di tempat yang semestinya?
“Huuuuuhh” aku menarik nafas, berusaha untuk tidak menangis lagi.
Nerva mengelus bahuku berulang kali.Kali ini giliranku untuk berdiri di depan peti. Peti kayu di depanku membuat diriku tidak bisa melihat sisa-sisa tubuh Devian. Mungkin ini kabar baik, jika aku melihat sisanya meskipun hanya tulang aku akan kesusahan untuk melepaskannya.
Aku mengambil bunga Tulip lalu aku taruh di atas peti.
“Maafkan aku, maafkan aku karena tidak bisa menjadi Ibu yang baik bagimu. Maaf karena tidak ada di saat kau membutuhkanku, maaf karena sudah datang tanpa bisa melakukan apa pun untukmu, maaf karena sudah datang tapi tetap membuatmu sendiri. Aku tau semua yang aku katakan hanya terkesan omong kosong karena memang tak ada lagi yang bisa aku lakukan untukmu. Kalau saja, kalau saja aku bisa mengulang semuanya, pasti aku tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak berhak menjadi Ibumu kan? Maaf Devian, maafkan aku.”
Aku memeluk peti, menangis. Merasa jika aku melepaskannya, aku juga melepaskan segala kenangan saat bersamanya. Aku ingin selalu terus di sini, bukankah Devian akan kesepian? Sudah seharusnya aku berada di dekatnya bukan? Demi menepati janjiku untuk bersamanya bukankah lebih baik jika aku tetap di sini?
“Forsythia.” Nerva memegang pundakku, ingin melepas dari peti.
“Aku ingin kau menguburku bersama Devian”
Mata Nerva dan seluruh badannya bergetar, apa yang baru saja ia dengar?
“Tidak, tidak. Jangan-jangan pernah kau mengatakan kalimat kejam begitu. Kau ingin meninggalkanku?” Nerva memeluk Forsy lebih erat, ia akan melakukan apa pun untuknya. “Kenapa kau tidak memikirkan perasaanku? Aku mohon Forsythia, jangan.”
Aku hanya bisa menangis, aku pun tidak tau mengapa aku berkata kalimat itu. Aku hanya ingin bersama Devian dan tidak meninggalkannya lagi. Tapi apa aku menyakiti Nerva? Aaaagghh, aku tidak tau aku tidak ingin berfikir, aku tidak ingin memikirkan apa pun sekarang. Aku hanya ingin menangis, hanya ingin mengeluarkan perasaan menyakitkan ini.
Dengan badan masih gemetar Nerva memeluk erat Forsy. Ia tidak tau akan mendengar hal mengerikan begitu. Apapun alasannya ia tidak ingin kehilangan wanita ini. Cukup sekali saja Nerva merasakan rasanya di tinggal dan melihat sendiri orang di kasihinya mati.
Ia tidak akan pernah mengizinkan Forsythia meninggalkannya. Meski jadi mayat sekalipun wanita ini harus terus bersamanya, tapi tentu saja yang Nerva inginkan agar Forsythia tetap hidup.
Perkataan ekstrem Forsythia membuat sesuatu di dalam diri Nerva muncul. Keserakahan yang lebih besar untuk lebih memonopoli Forsythia. Keserakahan untuk selalu melihat wajahnya, selalu mendekapnya, untuk selalu memegang tangannya. Keserakahan untuk melihat apapun bentuk wanitanya, entah dirinya menjadi tanpa emosi atau entah dirinya menjadi seseorang dengan luapan emosi.
Forsythia adalah wanitanya, miliknya.
Satu-satunya orang yang ingin ia labeli untuk menjadi barang berharga. Jadi, tentu saja tidak ada yang boleh memegang, berbicara dan melihat Forsythia tanpa izin. Begitu pun dengan Forsythia, wanita itu sesuatu yang berharga untuknya, demi menjaga wanitanya Forsythia juga tidak boleh melakukan apa pun tanpa izinnya.
“Kau lancang Forsy, berani-beraninya! Kau tidak akan pernah ku izinkan untuk mati.”
❤️❤️❤️
Aku tidak ingat apa yang terjadi padaku setelah itu. Aku hanya bisa merasakan kehangatan seseorang, tangan yang selalu mengengamku. Seseorang yang selalu mendekapku agar tidak merasa sendirian. Sesuatu telah hilang dari diriku, aku rasa itu alasan mengapa rasanya hampa.
Rasanya aku tidak ingin memikirkan dan melakukan apapun. Rasanya aku tidak lapar dan juga haus. Aku menatap pohon yang ada di seberang jendela. Melihat itu membuatku sedikit lebih baik.
“Forsy, kau harus makan dulu”
Ketika mendengar itu. Aku hanya akan membuka mulut tanpa tau bahan atau rasa apa yang akan aku telan. Toh kalau pun itu racun, aku bisa menghilangkan perasaan ini dan juga aku bisa bersama Devian lagi.
Selesai makan, aku merasa bibirku di lap. Aku tau siapa dirinya, tapi aku belum bisa melihat wajahnya. Aku masih belum bisa melupakan wajah terkejut nan ketakutan yang aku lihat terakhir kali.
“Forsythia, aku akan menunggumu. Aku akan selalu di sini, jadi kau boleh bersedih dan menangis sepuasnya.”
Mendengar itu air mata menetes lagi, mengeratkan pelukanku. Aku janji, besok ku beranikan diri untuk melihat matanya.Pagi hari aku bangun lebih dulu. Perasaanku sedikit lebih baik. Aku menatap ke seorang lelaki yang masih terlelap. Tanganku menyisir surai platinumnya. Kalau saja bukan karena lelaki ini, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan dan apa yang terjadi padaku. Kalau dipikir-pikir, pasti kejam untuknya mendengar perkataanku tempo hari.
“Maaf dan Terimakasih” aku mengecup bibirnya dan langsung melesat di pelukannya.
Nerva yang mendengar dan merasakan itu membuka matanya, lebih mendekap Forsy. Akhirnya, berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Stepmother
AcakWarning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bernama Forsythia Harbell Valerie. Jika kehidupannya kali ini penuh kekayaan dan memiliki hidup yang pa...