Bagian Tujuh

31K 3.5K 2
                                    

“Akhir akhir ini suasana istana Permaisuri berbeda, bukan begitu?”

Terdengar suara para pelayan yang sedang berbisik dilorong.

“Ya, ada yang bilang karena Permaisuri sudah berubah.”

“Ey tidak mungkin, kalian tau bagaimana wataknya” salah satu pelayan berambut ikal, berkata dengan pelan.

“Tapi itu benar adanya. Aku melihatnya sendiri, ketika anak itu ah tidak maksudku Pangeran menjatuhkan garpu Permaisuri tidak marah, malah menolong dan memberikan senyum. Waahh aku tidak tau jika senyumnya sangat menawan” pelayan yang kala itu membantu membawa garpu baru, ikut menimpali.

Pelayan itu tidak terbiasa memanggil Devian, Pangeran.

“Itu benar. Aku terkejut ketika melihat Permaisuri berjalan dan menggendong Pangeran. Senyum dan tatapannya tulus” satu pelayan yang memegang sapu, ikut berkomentar.

“Apa itu berarti kita tidak akan mendengar teriakan lagi? Ah betapa damainya.” pelayan berambut ikal yang tadi tidak percaya, ada kepercayaan setelah mendengar cerita kedua temannya.

“Tidak, kita harus melihat dulu jangan jangan nanti Permaisuri berubah lagi”

Berkat kalimat pelayan yang memulai percakapan, semua pelayan yang mendengar mengangguk.

“Apa yang kalian lakukan?”

Seorang lelaki tua berambut dan berpakaian rapi, menegur para pelayan yang memilih asik berbincang daripada mengurus pekerjaan mereka.

“Kepala pelayan”

Mereka semua terkejut akan kehadiran orang yang tidak mereka duga.

“Sepertinya pelayan di istana Permaisuri masih harus dididik. Aku tidak tau bagaimana Laura mengajari kalian. Pergi, selesaikan tugas kalian.”

“Ba baik”

“Ya ya Butler”

Perkataan tegas dan keras kepala pelayan, membuat semua pelayan pergi dengan tergesa gesa.

Dari kemarin kepala pelayan yang bernama David itu merasa aneh. Ia tidak bisa percaya begitu saja dengan perkataan bahwa Permaisuri berubah.

Dimulai dari Kaisar sendiri yang menyuruhnya untuk memanggil Permaisuri, sampai perkataan pelayan. Manusia makhluk yang suka berubah ubah, tapi tidak dengan watak. Itu yang diyakini David. 

Tok tok tok.

David menunggu Permaisuri menyuruhnya masuk. Ada alasan mengapa David sangat percaya diri jika Yang Mulia ada didalam.

Sekalinya Permaisuri keluar, ia akan membuat keributan dan keributan itu mudah sekali ditemukan. Hanya satu alasan mengapa keadaan sangat tenang, karena Permaisuri berada didalam kamarnya.

“Kepala pelayan?”

“Anna? Kenapa tidak bersama Pangeran?”

Anna adalah pengasuh Pangeran sejak lahir dan sejak itu pula Anna tidak pernah lepas dari Pangeran. Kemanapun Anna pergi, Devian pasti mengikuti.

“Ah Pangeran sedang didapur bersama Yang Mulia Permaisuri" Anna berkata dengan wajah berseri, menandakan bahwa ia senang dengan perkembangan singkat Pangeran dan ibunya. 

“Dapur? Permaisuri?”

‘Keanehan apa lagi ini?’ David tidak akan pernah percaya bahwa Yang Mulia pergi ke dapur.

🐰🐰🐰

“Kita pakai celemek dulu”

Aku membantu Devian menggunakan celemek kecilnya. Demi menutupi bajunya, aku memilih sendiri celemek yang digunakan anak ini sekarang.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang