Bagian Dua Tiga

15.4K 1.8K 55
                                    

Seorang laki laki datang dengan langkah kaki tergesa gesa. Nerva, kenapa tiba tiba dia ada disini? Belum sempat diriku mencerna. Ia sudah berada didepanku dan memegang tanganku.

“Ayah, anda melanggar perjanjian yang kita buat” Nerva menatap tajam kearah lelaki yang mengaku menjadi ayah Devian.

Tangan besar yang memegang tanganku, gemetar. Apa ia ketakutan melihat ayahnya? Untuk apa mantan Kaisar ada disini? Diingatan Forsythia, tidak ada yang namanya mantan Kaisar.

Tapi apa mungkin, seorang bangsawan atas seperti Forsythia tidak tau jika mantan Kaisar masih hidup? Ada yang menganjal dari kehidupan Forsythia.

Aku tidak tau ekspresi yang diberikan ayah Nerva saat ini, karena tubuh besar Nerva benar benar menghalangi pandanganku.

Horrion (ayah Nerva) mengambil tongkat yang diberikan pelayannya. Lelaki yang sudah berumur ini, memang masih bisa berjalan tanpa bantuan, namun semakin jauh jarak semakin ia membutuhkan bantuan.

Ia berjalan mendekati Nerva “Mari kita bicara”. Lalu, melihat ke wanita yang ada dibelakang tubuh anaknya. “Selamat tinggal gadis cantik” tak lupa sambil mengedipkan sebelah matanya.

‘Apa apaan itu tadi? Apa ia baru saja menggodaku?’

Terlihat sekali saat masih muda mantan Kaisar sangat tampan, sekarang pun tetap sama. Namun, aku tidak suka sikapnya. Benar benar tidak tau umur.

“Forsythia”

Mataku yang mengikuti mantan Kaisar pergi, kembali ke seorang lelaki di depanku.

“Ada apa Nerva?”

“Sekarang, tolong tetap di kamarmu. Ya, aku mohon”

Ia memegang kedua tanganku. Kedua alis dan bibirnya turun melandai, ada embun dikedua matanya. Apa ini karena Nerva bertemu ayahnya? Wajah sedihnya mengambil rasa ibaku.

“Aku akan tetap di kamar. Kau bisa datang ketika selesai. Baik?” tanganku aku balik, sehingga sekarang tangannya ada digenggaman tanganku.

“Ya, Terimakasih”

Nerva semakin menundukkan wajahnya. Ugh, aku tidak bisa melihatnya begini.

“Lihat aku” aku melepas tangannya, berjinjit dan menangkupkan kedua tanganku diwajahnya.

Aku mengabaikan mata hitamnya yang melebar “Aku akan menunggu berapa pun lama waktu yang kau butuhkan untuk datang, jadi jangan memasang wajah seperti ini.”

Lelaki berambut perak tersenyum melihatku. “Aku akan mengingatnya Forsythia, bahwa kau tidak pernah pergi” Nerva mengusapkan tangan kananku ke wajahnya sambil menutup mata, saat membukanya kembali tatapannya seakan ingin memakanku.

“Y ya, ja jadi sekarang pergilah” aku terkejut dengan caranya melihatku. 

“Baiklah, aku akan segera kembali”

Ia melepaskan tanganku. Tangan besarnya menyelisik kebelakang leherku dan mencium keningku. Ugh, kenapa selalu saja, jantungku berdetak tidak karuan?

Ketika Forsythia sudah tidak bisa melihat wajah Nerva. Ekspresi dingin Nerva kembali.

Ia langsung pergi ke kantornya, hanya tempat itu yang akan didatangi ayahnya.

Benar saja, seorang lelaki sedang duduk di kursi paling besar. Bedanya, sekarang kursi itu berada didepan meja bukan belakang. Ketika orang masuk, ia langsung menemukan lelaki bersurai perak dengan kaki bersilang.

“Untuk apa kau kesini ayah?” menahan amarahnya, Nerva bertanya.

“Aku sangat kecewa, kau tidak mengabarkan pernikahanmu padaku.” sambil mengusap bibirnya berulang kali, Horrion menjawab.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang