Bagian Enam Puluh Satu

4.7K 525 116
                                    

Sejujurnya aku g puas sama bagian ini, tapi yaahh aku publish aja. Jadi don't expect too much, okey.

Selamat membaca 🤗

***

Belial sudah berubah menjadi makhluk kuat, naasnya aku masih harus berjuang dengan sesuatu yang menekankanku begitu keras.

Aku sudah berulang kali mengayunkan pedangku, mengambil semua kemungkinan kalau sesuatu itu ada, hanya aku tidak bisa melihat. Namun, prediksiku meleset. Pedangku terayun begitu saja di udara.

Sosok bertanduk menakutkan yang ada di depanku berjalan mendekat.
Ketakutan yang sangat membuatku melakukan berbagai hal.

“Lyveva” sekali lagi melafalkan nama itu.

Pedang yang ada di tanganku bergetar. Ujung pedang yang tajam berubah menjadi panjang seperti katana. Aku terkejut karena setelah itu, bilah pedang terbagi menjadi beberapa bagian, mirip cemeti bergerigi pedang.

Aku ayunkan sembarangan ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ayunkan sembarangan ke depan. Pedang yang awalnya berlalu di udara, tiba tiba melingkar. Aku memang tidak bisa melihat bentuknya tapi aku bisa merasakan.

Ku tarik dengan kencang hingga akhirnya aku terlepas dan cairan aneh merah terciprat di lantai. Berubahnya pedang yang semakin kuat, membuat kepercayaan diriku meningkat.

Belial semakin dekat. Aku memegang pedang dengan erat, bersiap segala kemungkinan yang ada.

Menarik pedang di tanganku untuk mengenai lengan atasnya.

Trass.

‘Untung saja tepat sasaran!’

Kesenanganku berakhir, karena luka yang ada di lengan Belial menutup begitu saja.

“Saat ini kau bahkan sudah bisa mengubah bentuk pedang, betapa mengagumkan.”

Jika hanya mendengar tanpa bisa melihat ekspresinya, seperti mendengar sebuah pujian tapi hanya ada ejekan di wajahnya.

Aku berdiri diam, tidak ingin gegabah dengan apa yang aku lakukan. Aku yakin sedikit saja salah jalan, hidupku juga akan selesai.

“Ayo kita bersenang senang.”

Belial mendekat sambil mengepakkan sayapnya.

Aku yang melihat itu melayangkan pedang di tangan. Pedang panjang itu melilit leher Belial, sekuat tenaga aku ayunkan dan ia terlempar ke tembok.

Bug

Tidak hanya Belial yang terkejut, aku pun juga. Aku tidak pernah menyangka memiliki kekuatan yang menakjubkan di tanganku.

Belial melihatku sambil memberikan smirk. Menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri, membuat suara menakutkan.

Kreek

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang