Bagian Tujuh Puluh Tiga

3.1K 167 27
                                    

“Nerva”

Karena panggilan itu, Nerva mengalihkan pandangan dari rambut ke mata hijau.

“Ada apa?”

Embun di matanya yang penuh kini mengalir di pinggir matanya.

“Sakit, sakit sekali”

Yaahh tentu saja begitu. Beberapa hari ini, setiap malam Nerva tidak kenal lelah selalu mengauli Forsy. Kerjaan Forsy pun hanya tidur di atas kasur tanpa bisa menggerakkan badan, karena rasa sakit. Pasti rasa sakit yang terus menerus ia tahan sudah mencapai puncaknya.

“Haruskah aku memanggil dokter?”

Dengan sedikit tenaga yang tersisa Forsy mengeluarkan suara. “Iya, tolong”

Nerva membunyikan lonceng dan David datang, Nerva kembali setelah menyuruhnya membawa dokter. Beberapa saat kemudian dokter wanita datang dengan tas di tangan.

“Yang Mulia”

“Periksa dengan cepat”

Dokter itu segera memegang tangan Forsy dan memeriksanya secara keseluruhan.

“Anda hanya memerlukan istirahat yang cukup, oleskan salep ini ke daerah intim anda Yang Mulia dan anda akan merasa lebih baik”

“Terimakasih” suara yang terdengar sangat lirih.

Nerva melihat bergantian antara dokter dan Forsy, lalu kembali ke dokter. Tiba-tiba tercetus sebuah ide, kalau ide dan perkiraannya berhasil, bayangan masa depan dengan Forsy yang datang membuat darah Nerva mengalir dengan semarak.

“Kau boleh pergi”

Begitu mereka di tinggal hanya berdua. Nerva datang dan membantu Forsy. “Aku akan membantumu”

Ketika mengoleskan salep dan mendengar Forsy merintih, tubuh bagian bawah Nerva mulai beraksi. Namun, ada hal penting yang harus ia kerjakan jadi keinginan hewaninya harus ia tahan sebisa mungkin.

“Sudah selesai, aku akan menyuruh pelayan membawakanmu makan setelah itu tidurlah.” Nerva menutup salep dan menaruhnya di atas meja.

“Kau akan pergi?”

“Aku akan pulang secepatnya.” Tak lupa ia mencium kening Forsy sebelum bersiap dan pergi.

Setibanya Nerva di ruang kerja, ia segera menyuruh Muller untuk memanggil dokter wanita yang baru saja selesai memeriksa Forsy.

“Anda memanggil Yang Mulia?”

“Aku ingin kau memberikan Forsy obat”

“Obat seperti apa?”

Ketika dokter mendengar obat apa yang ingin Kaisar beri untuk Permaisuri, jantungnya berhenti sejenak.

“Tapi Yang Mulia obat itu memiliki banyak efek samping”

Dokter yang baru saja di pekerjakan, mau tidak mau harus mengalahkan ketakutannya dan mengatakan sebenarnya mungkin saja Kaisar meminta obat itu karena tidak tau akan ada efek samping. Jadi ini bagian dari kewajibannya sebagai dokter.

“Apa efek itu akan membunuh Forsy?”

“Tidak, tapi te..”

“Lakukan sesuai perintahku”

Mata hitam Kaisar sudah tidak memperhatikan dokter, seolah mengkerdilkan kehadirannya pun kalau dirinya menolak, Kaisar bisa membunuh dan mencari dokter yang lain.

“Ba-baik”

“Dan jangan sampai Forsy tau. Kalau sampai wanitaku tau, bukan hanya kau yang kehilangan nyawa. Mengerti?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang