Warning!
_Terdapat adegan kekerasan_
Bagi yang tidak ingin membaca atau takut ke trigger, bisa skip ke bagian terakhir.
***
Tangisan Devian tidak menghentikan Nia melakukan aksinya. Wanita ini malah senang karena bisa melihat wajah kesakitan itu lagi.
“Jangan menangis, keluar dari peti itu sekarang” Nia berteriak pada Devian, setelah melepas tangannya dari rambut silver milik anak ini.
Devian kesulitan bergerak, karena seluruh tubuhnya keram akibat terhimpit ditempat sempit dengan waktu yang lama. Anak ini menahan sakit dan berusaha keluar dari dalam peti.
“Lama sekali” Tidak sabar, Nia mengangkat tubuh kecil Devian dan melemparkanya ke tanah.
Bug
“Ugh hiks huhuuuhuu”
Rasa sakit yang Devian rasakan semakin menjadi. Nyeri diseluruh tubuh, membuat Devian tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Anak ini ingin berusaha duduk dan meminta maaf, agar Nia tidak lagi menyakitinya, tapi tubuhnya tidak membantu. Semakin Devian ingin bergerak, rasa sakit yang luar biasa menghantam tubuh mungilnya.
“Kenapa diam saja?”
Nia kesal karena tidak mendapat respon yang diinginkannya. Ia ingin melihat Devian seperti sebelumnya, meminta maaf berulang kali. Perasaan menang dari Pangeran satu satunya Kekaisaran, membuat Nia senang.
“Maaf” tubuh Devian sangat sulit digerakkan. Yang bisa Devian lakukan hanyalah menggerakkan bibirnya.
“Maaf? Maaf sambil berbaring seperti itu?”
Plak plak plak plak
Suara tamparan pipi berulang kali terdengar. Nia yang tersulut, menampar pipi bagian kanan Devian berulang kali. Saking kerasnya tamparan Nia, pipi yang tertampar lecet. Pipi kirinya memang tidak terkena tamparan, namun karena tanah tidak rata dan bergerunjal. Rasa sakit itu sama.
Bayangan masa lalu Devian, perlahan mengalir. Keinginan dirinya untuk dekat dengan ayah dan dibalas dengan pukulan berulang. Setiap kali senyum yang Devian berikan ketika bertemu sang ayah, hilang setelah melihat ayahnya datang dengan cambuk.
Perasaan sakit, kecewa dan kepedihan lainnya membanjiri hati anak ini. Perbuatan Nia sekarang, mengembalikan ingatan Devian yang sudah lama ingin anak ini kubur.
Air mata Devian sudah tidak jatuh. Anak ini berusaha menekan semua perasaan yang ia rasakan, dan Devian merasa senang. Perasaan sakit, sedih yang ditekan membuat hati dan tubuhnya mati rasa. Rasa kosong ini bagi Devian, lebih baik dari pada perasaan pedih berkepanjangan.
“Apa ini? Kenapa berhenti menangis? Das…”
Brak
Nia yang ingin memukul Devian lagi, dikejutkan oleh pintu yang didobrak.
“Jauhkan tanganmu dari anakku. Keparat Bajingan!”
Forsythia sangat marah, ia mengambil kayu besar didalam gubuk dan memukul dengan kekuatan penuh ketubuh Nia. Tubuh yang terkena hantaman kayu terpental mengenai tembok. ‘Krek’ bunyi retakan tulang terdengar.
Amarahnya tidak menurun, meski begitu ia membiarkan tubuh Nia. Hal yang paling penting adalah keadaan Devian. Forsythia segera pergi kearah anak yang tergeletak di tanah.
“Devian, maafkan ibu. Aku sungguh minta maaf” Forsythia memeluk Devian.
“Tidak ibu, tidak sakit jadi jangan menangis”
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Stepmother
RandomWarning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bernama Forsythia Harbell Valerie. Jika kehidupannya kali ini penuh kekayaan dan memiliki hidup yang pa...