Bagian Empat Puluh Tiga

5.9K 646 16
                                    

“Forsythia, kau belum selesai?”

Aku melihat seseorang yang bertanya padaku, baru setelah itu aku melihat ke jendela. Langit sudah sangat gelap, aku tidak tau kapan lampu di ruangan ini menyala. Ya, jika aku sudah serius pada satu hal, aku pasti melupakan yang namanya waktu.

“Belum, apa kau sudah selesai?” aku memang sudah menyelesaikan beberapa dokumen, tapi masih ada beberapa yang harus aku tinjau dan benarkan.

“Untuk hari ini, bagaimana kalau melanjutkan besok?” Nerva membereskan dokumen yang berserakan di atas mejanya.

“Tinggal sedikit lagi”

Rencanaku besok sudah padat, tidak bisa jika jadwalku hari ini aku pindah besok. Aku mengambil jam saku, jarum jam menunjukkan pukul dua belas. Sepertinya ini bisa selesai sekitar setengah jam.

“Tapi aku tidak bisa tidur tanpamu” Nerva mengambil pena berbulu yang ingin aku ambil setelah melihat jam saku.

“Ya?”

Apa ini berkaitan dengan kekuatanku? Atau ada hal lain?

“Berpegangan tangan”

Tangan yang awalnya ingin aku gunakan untuk mengambil pena, dipegang tangan Nerva. Ia mengisi kekosongan diantara jari jariku dengan jari jari besarnya.

“Apa kau tidak bisa tidur jika tidak berpegangan tangan denganku?” aku bercanda, tidak mungkin juga ia mengiyakan. Kalau iya, bagaimana cara ia tidur sebelum aku dan dirinya tidur sekamar?

“Iya, kau membantuku tidur lebih nyenyak”

Nerva tidak berbohong, entah bagaimana ceritanya kegelisahan dan kecemasan yang diberikan Belial yang meninggi ketika malam hari dan saat tidur melemah dan terkadang menghilang, sewaktu mereka berpegangan tangan.

“Baiklah, aku akan melanjutkan besok” karena tanganku satu tidak dilepas Nerva, aku merapikan dokumen dengan satu tangan.

Aku tersenyum senang begitu melihat Nerva ikut membantu.

Nerva keluar dari kamar setelah melihat Forsythia telah tidur sangat nyenyak. Nerva tau, wanita bersurai beda warna itu kelelahan karena beberapa kali mengantuk antukkan kepalanya ketika mereka masih di kantor. Meski begitu lelah, jika Nerva tidak menyarankan untuk melanjutkan besok sudah pasti Forsythia tetap bekerja.

“Panggil Laura” begitu Nerva melihat David yang masih ada di dekat kantornya, ia langsung mengeluarkan perintah.

“Baik Yang Mulia”

Beberapa saat setelah David pergi, David dan seorang wanita datang.

“Anda memanggil saya Yang Mulia?” Laura tidak berani melihat ke mata Kaisar.

“Berlutut” setelah memberikan perintah, Nerva memasukkan es batu ke dalam teko yang berisi air mineral.

Laura yang mendengar titah Kaisar, mengikuti meski tidak mengerti apa kesalahan yang telah ia lakukan.

Byur

Nerva menyiram air es ke atas kepala Laura, wanita yang terkena air dingin itu kaget menahan nafas dengan tangan tergenggam, menahan perubahan suhu tiba tiba.

“Beraninya kau memberikan banyak pekerjaan untuk Forsythia”

Laura awalnya bingung, begitu mendengar Kaisar berkata ia sedikit mengerti. Tapi, itu bukan salahnya memang begitulah pekerjaan Permaisuri.

“Maafkan saya Yang Mulia” suara Laura bergetar menahan dinginnya udara malam dan air es yang mengenai seluruh tubuh.

Meski Laura tau tidak seharusnya meminta maaf, saat ini ia hanya bisa meminta kemurahan hati Kaisar.

Be a Stepmother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang