"Gue duluan, Jen." Setelah berpamitan dengan Jenar, ketua basketnya. Hilmy berjalan menuju parkiran hendak untuk pulang.Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore dan Hilmy ingat bahwa rumahnya kini sedang dikuasai oleh Anan dan Natta. Hilmy bergegas dengan harapan rumahnya tidak berubah menjadi kapal pecah saat dirinya pulang nanti.
"Biru, Lo masih di rumah Bigel kan?"
"Iya, lagi ngerjain tugas. Bentar lagi selesai kok ini,"
Langkah kaki Hilmy berhenti saat menatap seseorang yang sedang terduduk gelisah di depan pos satpam.
"Woi!"
"Halo? Iya, entar gue kabarin lagi."
Hilmy menutup panggilan sepihak. Ia seperti mengenal sosok itu dan berinisiatif untuk menghampirinya.
"She..a?" Gadis itu berbalik, "tuh kan bener." Seru Hilmy kemudian.
"Eh, hai, Hilmy," Sapa Sheana lagi.
"Kok belum pulang? Udah sore loh," Hilmy bertanya.
"Tadi abis latihan cheerleader. Dan baru pulang sekarang."
"Oh, buat pensi ya? Jadinya cheerleader?"
"Iya, Biru sama Bigel katanya gak mau abisin tenaga pas pensi. Gue emang cheerleader sih dari dulu."
"Lo anaknya suka oversharing gini ya?" Kata Hilmy terkekeh.
"Eh, astaga maaf."
"Gak papa, lucu kok. Jangan berhenti oversharingnya."
Sheana cemberut, "dari dulu gue emang gitu sih, mau gue ubah juga udah kebiasaan." Jelasnya kemudian.
"Hahaha gak papa, itu hal wajar. Namanya juga manusia. Dijemput siapa?" Hilmy bertanya lagi.
"Ayah sih, tapi masih gak ada kabar sampai sekarang."
"Gue temenin deh," Hilmy mendudukkan dirinya di samping Sheana.
"Eh, gak usah."
"Udah mau malam, gak baik anak gadis nunggu sendiri. Liat, sekolahan aja udah sepi,"
Kalau boleh jujur, Sheana memang takut sendiri. Apalagi saat keadaan jalan sudah sangat sepi seperti sekarang.
"Gak papa?" Tanya Sheana memastikan.
"Ya gak papa, gue cowok. Gak ingat terakhir kali gue di warkop sendiri?" Kata Hilmy membanggakan dirinya. "Tapi, pas itu Lo sendiri?" Tanyanya kemudian.
"Pas itu gue nemenin temen gue nonton pacarnya balap. Tapi karena gue gak nonton, jadi cari makanan aja. Pulangnya sama dia abis itu." Jelas Sheana.
"Oh,"
Keadaan kembali canggung. Sheana memainkan jari tangannya akibat gugup.
"Lo... Basket kan?" Tanya Sheana kemudian.
"Iya, berarti nanti Lo tampil sebelum gue di lapangan?"
"Iya, semangat kalau gitu. Gue pasti dukung tim kelas Lo," Hilmy terkekeh mendengar penuturan Sheana.
"Gue mah gak didukung juga pasti juara,"
"Kalau gitu kita buat perjanjian." Sheana membalik badannya agar lebih terlihat oleh Hilmy. "Siapa aja yang menang nanti wajib traktir, gimana?"
"Hm, gue sih pasti menang. Jadi, gak ada alasan buat gak setuju kan?" Ungkap Hilmy masih dengan kepercayaan dirinya.
"Dih, percaya diri bener Lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys