Anan begitu banyak membaca cerita romantis membuatnya selalu mendambakan dirinya melakukan hal-hal romantis itu bersama Vianka. Namun, semuanya terasa sia-sia. Anan menyakiti Vianka lebih dulu dan membuatnya pergi dari hidupnya. Tak ada lagi yang bisa Anan lakukan saat itu.Hanya berpegang pada Abigail yang selalu mengelus pundaknya kala sedih, dan selalu menghiburnya walau hanya sedetik.
Anan sudah berusaha, ia berusaha hingga dirinya benar-benar sudah lelah. Dirinya merasa putus asa, ribuan chat yang ia kirimkan pada Vianka tak berarti apa-apa di mata gadis itu. Tak ada lagi yang bisa ia selamatkan, nasi sudah menjadi bubur. Dan pesan terakhir yang Anan berikan membuatnya merasa asing dan hampa.
Vianka tersayang
Vi, aku capek. Kita beneran udahan ya. Kali ini aku yang minta.
Maaf karena banyak nyakitin kamu.
Semoga laki-laki baik temuin cewek sebaik kamu.
Aku selalu sayang sama kamu, Vi.Setelah semua yang ia lakukan, dirinya tak punya kekuatan lagi. Anan berjalan menuju sekolah tak memperdulikan sekitarnya, sampai seseorang berhasil menariknya menuju gang sepi dan minim pejalan kaki. Anan menatap orang itu dan tersadar, orang itu adalah Regan, kakak dari Vianka.
Anan melotot senang, ia mendekati Regan dan langsung menanyakannya kabar tentang Vianka
"Bang Regan. Untung gue ketemu Lo kak, gimana keadaan Vi-
Buuk!
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, rahang Anan sudah ditinju lebih dulu oleh Regan. Anan jatuh ke tanah dan mencoba untuk mundur.
"Bang, Lo kenapa..."
Buk!
Satu tonjokan lagi sukses membuat bibir Anan sobek.
Anan melihat bahwa kini Regan tengah mengeluarkan sengirannya. Rautnya berubah tak lagi menjadi Regan lemah lembut yang selalu percaya dan menitipkan adiknya pada Anan. Tidak lagi.
Buuk!
"Lo yang bikin dunia Vianka hancur. Lo pantas dapatin ini."
Dan saat itu juga Regan membuat Anan dipukul babak belur oleh teman-temannya membuatnya hanya berdiri dan menonton sembari berbicara.
"Lo tau kan kalau Vianka sayang sama Lo? Adik gue selalu nurutin apa kemauan Lo, dia gak bisa jauh dari Lo padahal kesalahan Lo lebih banyak dari rasa sayang Lo ke dia. Brengsek! Gue aja gak pernah buat adik gue nangis."
"Reg..." Anan tak bisa berbicara, kini ia benar-benar sedang menyelamatkan dirinya sendiri dengan kemampuannya.
"Jangan pernah temuin Vianka lagi, -oh, Lo emang udah tamat hari ini."
Buuk!
Satu teman Regan terjatuh kala tas besar menghantamnya dari kejauhan. Regan melihat itu dan kaget saat mendapati Hilmy ada di sana, pemuda itu mengambil tasnya kembali yang jatuh ke tanah setelah melempari teman Regan dengan brutal.
"Jauhin Anan para bedebah!" Kali ini giliran Hilmy yang maju.
Pemuda itu menonjok siapa saja yang melawannya, mengambil kayu di sebelahnya dan memukul tengkuk lawan. Regan tak tinggal diam, tiba-tiba amarahnya berkobar. Ia mengambil kayu yang lebih tebal untuk memukul Hilmy karena percuma melawan Anan yang sudah sekarat sekarang. Dirinya menemukan mangsa baru kali ini.
"Nggak usah ikut campur, bangsat!" Regan memukul punggung Hilmy kencang hingga tangan pemuda itu jatuh menyentuh tanah.
Hilmy meringis namun dengan sekuat tenaga bangkit lagi, kali ini ia berhasil memukul rahang Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
Fiksi PenggemarKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys